SuaraRiau.id - Saat ini penyakit mulut dan kuku (PMK) sedang menjangkit ternak di Indonesia. Apalagi pada momen Idul Adha membuat kekhawatiran.
Melansir Nuonline, Dokter Hewan (drh) M Taufiq Fadhlullah dari Ikatan Dokter Hewan Sapi Indonesia menjelaskan, virus PMK ini tidak hanya menyerang sapi, domba, dan kambing saja tetapi semua hewan berkuku belah.
Di antaranya kerbau, babi, rusa, kijang, unta, dan gajah.
Taufiq menjelaskan beberapa gejala klinis pada hewan yang terjangkit penyakit contoh pada sapi.
Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Rayakan Idul Adha Hari Ini, Sampaikan Pesan Ini ke jamaah
Jika terkena virus PMK maka lidah sapi akan terlihat seperti sariawan. Ini menjadi penyebab sapi tidak mau makan dalam rentang waktu 1-14 hari, sehingga sapi semakin kurus.
“Tergantung dari berapa banyak virus yang terhirup atau yang ada di dalam tubuhnya sehingga menyebabkan sapi semakin kurus, hingga kadang-kadang ambruk atau tidak bisa bisa berdiri,” ungkap Taufiq dalam agenda kajian keagamaan mengenai PMK bersama Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara daring, pada Selasa (31/5/2022).
Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Kurban Gejala klinis lain adalah kuku yang terlepas sehingga menyebabkan sapi pincang.
Gejala ini berawal dari luka kuku di bagian bawah seperti lecet. Taufiq menganalogikan seperti kaki manusia yang lecet akibat memakai sepatu tetapi tidak mengenakan kaus kaki.
Selain itu, ia mengaku mendapat kabar bahwa ada sapi di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat yang lidahnya melepuh. Bahkan kulit lidah sampai hilang dan hanya terlihat dagingnya saja.
Gejala ini membuat sapi tidak bisa makan sama sekali sehingga berujung pada kematian.
“Domba dan kambing pun sama, tetapi gejala klinis ini tidak terlalu parah seperti sapi. Dari luka-luka di lidah, mulut, bibir, dan kuku ini bisa menyebabkan infeksi sekunder atau infeksi akibat bakteri atau jamur sehingga menyebabkan keparahan atau tidak amannya organ tersebut untuk dikonsumsi,” tutur Taufiq.
Penyebaran virus PMK pada hewan ini, menurut Taufiq, sama seperti Covid-19 yakni bisa melalui udara. Di samping itu, virus ini menular lewat leleran cairan dari seluruh lubang sapi seperti mulut, liur, urine, kotoran, dan susu.
“Paling parah, setelah sapi ini membaik, ini susah sembuhnya, sapi ini bisa kembali lagi sakit. Di Jawa Timur, ada sapi yang sudah membaik, lepuhan atau sariawan pada bibir dan lidah serta tubuh sudah semakin membaik, lalu sakit kembali setelah dua minggu dinyatakan membaik,” ungkapnya.
Virus ini bisa terus berulang menyerang sapi yang bahkan telah dinyatakan sembuh. Paling parah, sampai menyebabkan kerugian ekonomi karena dapat menyebabkan kematian pada sapi, baik dewasa maupun anakan.
Lebih lanjut, Taufiq menyebut bahwa gejala dari virus PMK ini sama dengan Covid-19 varian omicron. Meski gejalanya tidak terlalu berat tetapi penyebarannya sangat masif.
“Virusnya sendiri sangat lemah. Sensitif terhadap panas. Virus ini akan mati pada suhu di atas 50 derajat celcius dan inaktif pada suhu 70 derajat celcius selama 30 menit,” tuturnya.
Ia menjelaskan, virus PMK di dunia telah beberapa kali terjadi sebagai wabah yang cukup besar.
Virus ini pernah menyebar di Inggris pada 2001 dan mengakibatkan kerugian 3,1 miliar poundsterling atau setara Rp53 triliun.
Tak hanya itu, sebanyak empat juta hewan juga dimusnahkan. Di tahun yang sama, Belanda juga mengalami penyebaran wabah PMK. Akibatnya, hampir 400 ribu ekor hewan dimusnahkan.
Lalu pada 2010, di Kota Miyazaki, Jepang, wabah ini merebak dan ratusan ribu hewan juga dimusnahkan.
Sebagai informasi, penjelasan Taufiq sebagai dokter hewan ini menjadi dasar dari keputusan LBM PBNU mengenai hukum mengonsumsi hewan kurban, pada Idul Adha mendatang, yang terkena virus PMK. Beberapa waktu ke depan, LBM PBNU akan merilis hasil keputusan hukum itu kepada publik.
Berita Terkait
-
Dari Sapi Hingga Ikan: KPK Usut Penyimpangan Dana Hibah di Dinas Peternakan Jatim
-
Terkait Korupsi Dana Hibah, KPK Temukan Kejanggalan dalam Pengadaan Hewan Ternak di Jatim
-
Muhadjir Effendy Ungkap Rencana usai Pensiun jadi Menteri: Kembali ke Kampus
-
Nasib Kelas Menengah Terancam Miskin Ekstrem, Menko PMK: Tingkat Pengangguran jadi Tantangan Tersendiri
-
Pemerintah RI Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina hingga Sudan, Masyarakat Ternyata Ikut Patungan
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
Terkini
-
Risiko Bisnis Tinggi, PHR Tegakkan Integritas dan Etika Dalam Budaya Kerja
-
Janji Afni-Syamsurizal Gratiskan Seragam Sekolah untuk Murid Baru, Begini Hitungannya
-
PNM Boyong Tiga Penghargaan BBMA 2024, Tampilkan Program Disabilitas Tanpa Batas
-
Program BRImo FSTVL Banjir Hadiah Seru, Termasuk BMW 520i M Sport: Begini Caranya Buat Meminang Agar Bisa Dibawa Pulang!
-
Riau Petroleum Rokan Jadikan Hari Pahlawan Momen Refleksi Semangat Perjuangan