Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Sabtu, 09 Juli 2022 | 10:02 WIB
Ilustrasi domba. (Shutterstock)

SuaraRiau.id - Saat ini penyakit mulut dan kuku (PMK) sedang menjangkit ternak di Indonesia. Apalagi pada momen Idul Adha membuat kekhawatiran.

Melansir Nuonline, Dokter Hewan (drh) M Taufiq Fadhlullah dari Ikatan Dokter Hewan Sapi Indonesia menjelaskan, virus PMK ini tidak hanya menyerang sapi, domba, dan kambing saja tetapi semua hewan berkuku belah.

Di antaranya kerbau, babi, rusa, kijang, unta, dan gajah.

Taufiq menjelaskan beberapa gejala klinis pada hewan yang terjangkit penyakit contoh pada sapi.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Rayakan Idul Adha Hari Ini, Sampaikan Pesan Ini ke jamaah

Jika terkena virus PMK maka lidah sapi akan terlihat seperti sariawan. Ini menjadi penyebab sapi tidak mau makan dalam rentang waktu 1-14 hari, sehingga sapi semakin kurus.

“Tergantung dari berapa banyak virus yang terhirup atau yang ada di dalam tubuhnya sehingga menyebabkan sapi semakin kurus, hingga kadang-kadang ambruk atau tidak bisa bisa berdiri,” ungkap Taufiq dalam agenda kajian keagamaan mengenai PMK bersama Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara daring, pada Selasa (31/5/2022). 

Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Kurban Gejala klinis lain adalah kuku yang terlepas sehingga menyebabkan sapi pincang.

Gejala ini berawal dari luka kuku di bagian bawah seperti lecet. Taufiq menganalogikan seperti kaki manusia yang lecet akibat memakai sepatu tetapi tidak mengenakan kaus kaki.

Selain itu, ia mengaku mendapat kabar bahwa ada sapi di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat yang lidahnya melepuh. Bahkan kulit lidah sampai hilang dan hanya terlihat dagingnya saja.

Baca Juga: Masjid Al Ihsan Bekasi Gelar Salat Idul Adha Hari Ini dengan Khatib Ustaz Adi Hidayat, Warga: Di Mekkah Sudah Wukuf

Gejala ini membuat sapi tidak bisa makan sama sekali sehingga berujung pada kematian.

“Domba dan kambing pun sama, tetapi gejala klinis ini tidak terlalu parah seperti sapi. Dari luka-luka di lidah, mulut, bibir, dan kuku ini bisa menyebabkan infeksi sekunder atau infeksi akibat bakteri atau jamur sehingga menyebabkan keparahan atau tidak amannya organ tersebut untuk dikonsumsi,” tutur Taufiq.

Penyebaran virus PMK pada hewan ini, menurut Taufiq, sama seperti Covid-19 yakni bisa melalui udara. Di samping itu, virus ini menular lewat leleran cairan dari seluruh lubang sapi seperti mulut, liur, urine, kotoran, dan susu.

“Paling parah, setelah sapi ini membaik, ini susah sembuhnya, sapi ini bisa kembali lagi sakit. Di Jawa Timur, ada sapi yang sudah membaik, lepuhan atau sariawan pada bibir dan lidah serta tubuh sudah semakin membaik, lalu sakit kembali setelah dua minggu dinyatakan membaik,” ungkapnya.

Virus ini bisa terus berulang menyerang sapi yang bahkan telah dinyatakan sembuh. Paling parah, sampai menyebabkan kerugian ekonomi karena dapat menyebabkan kematian pada sapi, baik dewasa maupun anakan.

Lebih lanjut, Taufiq menyebut bahwa gejala dari virus PMK ini sama dengan Covid-19 varian omicron. Meski gejalanya tidak terlalu berat tetapi penyebarannya sangat masif.

Load More