Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 13 Juni 2022 | 17:33 WIB
Ilustrasi sapi kurban. [Ist]

Untuk penyebab penyakit PMK ini, tambah Susi, yakni sebuah virus dan penularannya melalui udara sehingga sulit untuk dikendalikan.

"Kami telah melakukan pengobatan supportif berupa peningkatan stamina pada ternak yang sakit PMK," beber Susi.

Tidak hanya itu, pengobatan simptomatis untuk menghilangkan demam dan lainnya juga dilakukan untuk menghindari efek sekunder oleh bakteri atau infeksi yang dapat memperparah penyakit tersebut kepada hewan ternak.

Sapi yang sakit tentunya kami sarankan untuk dilakukan isolasi dengan memisahkan sapi tersebut dari yang sehat,” ucap drh Susilawati.

Diakui Susi, saat ini pihaknya belum melakukan tindakan vaksinasi.

"Karena memang belum ada vaksin di provinsi dan kabupaten kota yang terjangkit. Pihaknya masih menunggu dari pusat, karena vaksin akan didatangkan dari luar negeri," tutur Drh Susilawati.

Belasan hewan suspek PMK, 5 di antaranya positif
Sedikitnya sebanyak 11 ekor hewan ternak warga jenis sapi yang terindikasi dan gejalanya sudah mengarah ke penyakit mulut dan kuku (PMK).

Jumlah tersebut merupakan hasil dari laporan petugas di laboratorium terkait kondisi terakhir hewan ternak sapi yang terindikasi PMK di Siak.

Menurut Susilawati, angka tersebut bisa saja bertambah. Adapun data kasus PMK hingga Sabtu (11/6/2022) malam sebagai berikut.

Kecamatan Dayun, satu ekor di Kampung Banjar Seminai. Di Kecamatan Tualang ada 10 ekor, delapan berada di Kampung Maredan, satu di Perawang Barat dan satu ekor di Kampung Tualang.

Load More