SuaraRiau.id - Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Siak, drh Hj Susilawati memprediksi harga hewan kurban akan mengalami kenaikan harga seiring dengan mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Diprediksi jelas akan terjadi peningkatan harga ternak kurban," kata Susilawati kepada SuaraRiau.id, Senin (13/6/2022).
Kendati terjadi kenaikan harga, kata Susi, stok hewan dan kebutuhan untuk kurban di Kabupaten Siak masih tergolong aman.
"Meskipun pedomannya dari kabupaten/kota lain tidak bisa memasukkan sapi ke Siak begitu juga sebaliknya, Siak tidak bisa mengeluarkan surat keterangan sehat ternak (DKKH) atau surat izin keluar ternak dari daerah Siak," jelasnya.
Menurut Susi, data kebutuhan kurban diambil dari tren angka kurban tahun-tahun sebelumnya.
"Potensial stok domba sebanyak 267 dan potensial stok Kambing sebanyak 2612 ekor," sebutnya.
Berikut data potensi stok hewan kurban dan kebutuhan terhadap hewan kurban. Potensi stok sapi 5.317, kerbau 145, kambing dan domba 2.879, sehingga totalnya 8.342 ekor.
Sementara kebutuhan sapi 2.798, kerbau 137, kambing dan domba 1.087. Ketika stok dikurang dengan angka kebutuhan, totalnya sapi 2.519, kerbau delapan, kambing dan domba 1.792.
Lebih lanjut, hingga saat ini, pihaknya terus melakukan upaya komunikasi dan bekerjasama dengan aparat kepolisian Polres Siak, melakukan sosialisasi di kantor camat dengan mengundang penghulu dan pedagang ternak.
“Kandang ternak juga kami pantau dengan menurunkan petugas kesehatan hewan didampingi bhabinkamtibmas dan babinsa," ungkap Susilawati
Untuk penyebab penyakit PMK ini, tambah Susi, yakni sebuah virus dan penularannya melalui udara sehingga sulit untuk dikendalikan.
"Kami telah melakukan pengobatan supportif berupa peningkatan stamina pada ternak yang sakit PMK," beber Susi.
Tidak hanya itu, pengobatan simptomatis untuk menghilangkan demam dan lainnya juga dilakukan untuk menghindari efek sekunder oleh bakteri atau infeksi yang dapat memperparah penyakit tersebut kepada hewan ternak.
“Sapi yang sakit tentunya kami sarankan untuk dilakukan isolasi dengan memisahkan sapi tersebut dari yang sehat,” ucap drh Susilawati.
Diakui Susi, saat ini pihaknya belum melakukan tindakan vaksinasi.
Berita Terkait
-
Mati Gara-gara PMK, Warga Sampang Madura Buang Bangkai Sapinya ke Kali, Bukan Dikubur
-
Pastikan PMK di Pontianak Dapat Diantisipasi, Edi Rusdi Kamtono: Kita Bisa Proteksi dari Luar
-
Obat Ternak di Lombok Tengah Langka saat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Infeksi Ribuan Ternak
-
Bolehkah Kurban Dengan Sapi yang Terjangkit PMK? Begini Fatwa MUI
-
Tata Cara Haji Lengkap, Panduan Mulai dari Baca Niat hingga Meninggalkan Ka'bah
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
7 Mobil Matic Bekas Murah untuk Wanita, Nyaman dan Bandel Dipakai Harian
-
Bocoran iPhone 18 Bakal Ada Penambahan Kapasitas RAM
-
Cair Langsung dari 5 Link DANA Kaget, Rebut Saldonya Senilai Rp305 Ribu
-
Harga Emas Antam Masih Misteri, yang Lain Kompak Turun
-
Tarif Listrik PLN per kWh Terbaru Periode Oktober-Desember 2025