Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Jum'at, 20 Mei 2022 | 16:33 WIB
Petani Sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menggelar aksi demonstrasi di depan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraRiau.id - Petani kepala sawit di Riau mengaku bersyukur kebijakan larangan ekspor CPO dicabut oleh Presiden Joko Widodo, mulai Senin (23/5/2022) nanti.

Menurut mereka keputusan itu akan membawa dampak positif bagi para petani yang merupakan arus bawah dalam hal industri kepala sawit.

"Alhamdulillah, kami yakin ini akan berdampak positif, terutama soal harga sawit," kata Boy, petani sawit di Duri, Bengkalis, Jum'at (20/5/2022).

Sebelumnya, Boy dan para petani sawit lain yang memiliki lahan tak lebih dua hektar ini sempat 'menjerit' dengan anjloknya harga sawit dan mahalnya harga pupuk.

Baca Juga: Tokoh Riau Bela UAS, Serukan Jangan Pergi ke Singapura: Buang Produknya ke Tong Sampah

Ia mengaku selama kebijakan larangan ekspor CPO kemarin ditetapkan, harga sawit di tengah masyarakat seketika anjlok. Sehingga, para petani sawit kalang kabut.

Apalagi ditambah harga pupuk yang mahal. Ia memastikan bahwa hanya meraup untung tipis dari hasil kebun dua hektar tersebut.

"Kemarin harga turun 50 persen, dari sebelumnya Rp 3 ribuan per kilo. Itupun tak menentu, kadang RAM yang mengutip ragu-ragu menetapkan harga karena harga di pabrik berubah-ubah," kata dia.

Dijelaskan Boy, bahwa di tengah anjloknya harga sawit itu, banyak para petani rekan seperjuangannya yang meratapi nasib.

"Kalau lahannya lebar ya iyalah, mungkin gak terasa, tapi kalau petani yang kecil-kecilan ini, apa mau dibilang," tuturnya.

Baca Juga: Presiden Direktur Alfamart Diperiksa dalam Kasus Korupsi Ekspor CPO, Kenapa?

Selain itu, petani sawit lain, Alimar juga mengungkapkan hal serupa. Dia berharap kebijakan pencabutan larangan ekspor CPO tersebut membawa dampak positif terutama terhadap harga sawit dan harga minyak goreng.

"Kalau kita ini ya tentu harapannya harga sawit naik, kemudian produknya itu seperti minyak goreng harganya turun," harap petani ini.

Didorong Apkasindo

Saat harga sawit turun, para petani kelapa sawit di Riau juga bereaksi. Hal ini menyusul aksi Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) yang protes di tingkat pusat.

Di daerah juga, sebagai bentuk solidaritas, para petani yang tergabung dalam asosiasi ini menyampaikan aspirasinya. Seperti yang dilakukan Apkasindo Bengkalis di Duri, dua hari lalu.

Dalam tuntutan tersebut, Penasehat Apkasindo Bengkalis Samsu Dalimunte menyebut bahwa para petani hanya meminta dia hal; stabilkan harga sawit dan turunkan harga pupuk.

Load More