Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 19 Mei 2022 | 20:57 WIB
Ustaz Abdul Somad dan rombongan saat menaiki perahu pompong menuju dusun Bagan Benio, Desa Tasik Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis. [Ist]

SuaraRiau.id - Polemik Ustaz Abdul Somad (UAS) yang mengaku dideportasi Singapura hingga kini masih berlanjut. Penceramah asal Riau tersebut diketahui ditolak masuk Singapura pada Senin (16/5/2022).

Pemerintah Singapura kemudian mengungkap alasan kenapa menolak UAS masuk ke negaranya. Mereka menuduh UAS menyebarkan ajaran ekstrimis dan menghina agama lain.

Buntut dari tuduhan tersebut, massa yang mengatasnamakan Aliansi Umat Islam Riau akan menggelar Aksi Umat Islam Riau Bela UAS, Jumat (20/5/2022) besok.

Flayer Aksi Bela UAS yang digelar Jumat (20/5/2022). [Facebook/Muhammad Hanafi]

Kabar itu didapat dari unggahan akun Facebook Muhammad Hanafi yang tak lain adalah sahabat UAS.

Dalam narasinya menerangkan poster tersebut, Ustaz Muhammad Hanafi mengajak masyarakat melakukan longmarch aksi damai.

"Seiring dengan pelarangan UAS dan keluarga masuk Singapura, perlakuan tidak manusiawi terhadap anak UAS di imigrasi Singapura, dan tuduhan ekstrimis, radikal dan segregasionis dari pemerintah Singapura terhadap UAS, Mari Ikuti Longmarch Aksi Damai Umat Islam Riau Bela UAS bersama Aliansi Umat Islam Riau," tulis Hanafi dikutip Kamis (19/5/2022).

Acara tersebut akan digelar usai salat Jumat sekitar pukul 13.30 hingga 16.00 WIB. Ia juga menyampaikan bahwa titik kumpul Masjid Agung Annur kemudian longmarch menuju Tugu Perjuangan Jalan Diponegoro Pekanbaru.

Tak lupa, Hanafi menyampaikan dress code untuk yang ikut aksi damai yang akan dipimpin Ustaz Alnof Dinar.

"(Bagi) laki-laki dianjurkan memakai baju putih. Perempuan memakai pakaian menurut ketentuan syariat," ungkap dia.

"Dilarang membawa bendera atau atribut selain bendera merah putih," tegas Hanafi.

Lebih lanjut, ia juga mengimbau bagi masyarakat yang ikut aksi disarankan agar makan sebelum salat.

"Dan bagi masyarakat yang ingin bersedekah, dipersilahkan untuk membawa air mineral, snack, buah-buahan, dan makanan untuk peserta aksi. Serta diharapkan untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan." pesan Hanafi.

Diketahui sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Singapura membenarkan bahwa UAS dan enam anggota rombongannya ditolak masuk ke Singapura pada Senin (16/5/2022).

Dikutip dari keterangan tertulis dari situs resmi Kemendagri Singapura, Abdul Somad bersama enam anggota rombongannya tiba di Terminal Tanah Merah Singapura dari Batam. Abdul Somad dan enam anggota rombongan mengikuti wawancara dan setelah itu ditolak untuk masuk ke Singapura.

"Somad (UAS) diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama," tulis keterangan tertulis Kemendagri Singapura yang dikutip Suara.com dari situs mha.gov.sg, Selasa (17/5/2022) malam.

Kemendagri Singapura mengungkapkan alasan tidak mengizinkan Abdul Somad masuk ke Singapura karena dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tak dapat diterima oleh multi ras dan multi agama di Singapura

"Somad (UAS) dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad ceramah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'," tulis Kemendagri Singapura.

Selain itu, Pemerintah Singapura juga menganggap Abdul Somad pernah melontarkan pernyataan yang merendahkan agama lain.

"Dia (UAS) juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir”.Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai "kafir" (kafir)," kata Kemendagri Singapura.

Tak hanya itu, Kemendagri Singapura menyatakan bahwa masuknya pengunjung ke Singapura bukanlah otomatis atau hak.

Sehingga Pemerintah Singapura memandang serius siapapun yang mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Karenanya Pemerintah Singapura menolak Abdul Somad dan enam anggota rombongannya untuk masuk ke Singapura.

"Setiap kasus dinilai berdasarkan cirinya sendiri. Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan pura-pura untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura," katanya.

Load More