Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 19 Mei 2022 | 10:12 WIB
Kolase foto Gubernur Riau Syamsuar dan Ustaz Abdul Somad. [Dok Mediacenter Riau/Youtube Hai Guys Official]

SuaraRiau.id - Akun Instagram Ustaz Abdul Somad (UAS) @ustadzabdulsomad_official mengunggah kolase tangkapan layar pemberitaan terkait reaksi Gubernur Riau Syamsuar terhadap dirinya.

Diketahui, UAS baru saja ditolak masuk Singapura yang mengundang reaksi dari berbagai pihak termasuk Gubernur Syamsuar.

Namun, UAS diduga menyindir sang Gubernur dengan mengunggah tangkapan layar berita media online ber-caption 'Before After Pilkada' di Instagram.

Unggahan Instagram Ustaz Abdul Somad sentil Gubernur Riau. [Instagram/ustadzabdulsomad_official]

Pengamat Komunikasi Politik dari UIN Suska Riau, Elfiandri, menanggapi unggahan tersebut. Menurutnya, dua gambar berisi berita yang disandingkan UAS dalam postingannya itu beda kasus.

Sebab, berita dengan judul "Tak Mau Ikut Campur Soal UAS, Gubernur Riau: Itu Masalah Pribadi, Sensitif" yang diterbitkan pada 2019 silam itu kasus dalam negeri.

"Jadi ada hukum negara kita yang memang harus menangani itu, apakah dihukum atau tidak. Nah berita yang sekarang (berjudul; Gubri Prihatin UAS Ditolak Masuk Singapura), urusannya sama luar negeri. Artinya kita berhak protes jika negara lain semena-mena terhadap warga negara kita," katanya dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Rabu (18/5/2022).

Ia mengimbau publik agar memandang kedua kasus itu secara berbeda. Sebab, hal itu bakal bisa dibandingkan jika berita terbitan 2019 itu berkaitan dengan luar negeri juga.

"Ya sebaiknya UAS lebih arif dalam menyikapi itu. Memang sebagai manusia bisa saja khilaf. Tapi bisa juga maksud UAS memposting beda dengan yang dimaknai publik," ujarnya.

Elfiandri meminta agar publik lebih berbaik sangka terhadap postingan mantan Dosen UIN Suska Riau berpengikut 6,5 juta di Instagram itu.

"Dengan adanya postingan UAS itu bisa memberi publik pelajaran kalau perlu hati-hati memandang sesuatu, apalagi dua hal yang berbeda," sambungnya.

Bagi Elfiandri, yang paling penting adalah mendesak Pemerintah Indonesia untuk mendudukkan permasalahan UAS yang ditolak Singapura. Karena menurutnya UAS dalam konteks pemahamannya bukan termasuk yang dianggap radikal.

"Sebagai negara harus mempertanyakan singapura mengapa melakukan penolakan terhadap warga Indonesia. Lagi pula paling penting perlu dibangun niatnya sama-sama baik. Untuk persoalan hukum dalam negeri kita tak bisa campur tangan karena sudah ada pihak berwenang. Tapi kalau soal jati diri bangsa harus kita perjuangkan. Menurut saya jika bersinggungan dengan luar negeri, nasionalisme kita harus muncul," tegas dia.

Diberitakan sebelumnya, UAS memposting dua gambar berita dan menuliskan "sesudah jadi gubernur" di berita satunya dan disandingkan dengan berita satunya dengan tulisan tambahan "menjelang 2024". Dalam keterangan gambarnya pun, UAS menuliskan "Before After Pilkada".

Sontak netizen berbondong-bondong mengomentari postinga UAS sembari memberi dukungan, dan ada juga yang mengkritik sikap UAS.

Load More