Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 05 April 2022 | 16:10 WIB
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

SuaraRiau.id - Pemecatan dr Terawan Agus Putranto sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menuai polemik. Bahkan sejumlah pihak meminta organisasi profesi itu bubar.

Akibat kisruh dr Terawan dipecat, Komisi IX DPR RI memanggil IDI dan mencecar mereka dengan sejumlah pernyataan.

Anggota DPR bahkan beranggapan IDI setara serikat pekerja yang tidak mensejahterakan tapi malah seenak sendiri memecat anggotanya.

Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago bersuara keras menyerukan agar organisasi atau IDI dibubarkan karena polemik pemecatan dokter Terawan.

Pernyataan itu disampaikan pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi IX DPR dan IDI pada Senin 4 April 2022 lalu.

Irma Suryani mengatakan jika IDI hanya organisasi profesi yang hanya bisa memberikan rekomendasi seperti anggota DPR tetapi hal itu tak wajib dijalankan.

“Bubarkan saja IDI. Ngapain, cuma organisasi profesi kok, dan IDI itu cuma memberikan rekomendasi. Sama dengan Komisi IX, kami tidak bisa memberikan sanksi ke pemerintah, hanya memberikan rekomendasi, boleh dipakai boleh tidak,” kata Irma Suryani seperti dikutip Hops.id--jaringan Suara.com dari kanal Youtube Asi News pada Selasa (5/4/2022).

Irma juga mengatakan jika IDI seharusnya tidak mensejahterakan dan membina, bukan malah melakukan pemecatan pada para anggota.

“IDI tidak menyejahterakan anggota. Orang seenak-enak udel saja kok mecat anggotanya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Irma Suryani kemudian menyoroti tujuan didirikannya IDI yang memiliki fungsi melindungi dan memberdayakan anggotanya. Karena itu dia menyesali jika IDI sampai memecat dokterTerawan sampai sumur hidup.

“IDI ini kan organisasi profesi, ormas, sama kaya saya memandangnya seperti serikat pekerja yang memiliki fungsi melindungi anggotanya, memberdayakan anggotanya kemudian memsuport anggotanya, bukan memecat anggotanya," terang dia.

Ia kemudian mempertanyakan tentang kebijakan IDI yang tak meloloskan 2.500 dokter muda karena tidak lulus uji kompetensi. Tetapi, IDI lalu tidak memberikan solusi pada mereka.

"Terus apa yang dilakukan IDI kepada mereka? Apa yang dilakukan IDI? Di cari jalan keluar nggak dibiarin begitu saja. Kemudian enak-enak memecat-memecat kalau tidak setuju," tegas Irma.

Irma Suryani Chaniago meminta kepada IDI agar seharusnya memberikan dukungan pada dokter yang dianggap bermasalah seperi dokter Terawan atau dokter lain.

"Harusnya IDI memberikan supporting (dukungan) kepada dokter Terawan, Bagaimana caranya agar DSA itu bisa diterima disupport. Karena tidak ada yang bermasalah dan menyelamatkan, kenapa harus tidak diperbolehkan," tanya Irma.

Irma lalu menyarankan agar agar dilakukan revisi terhadap UU Praktik Kedokteran agar IDI tidak superbody atau semena-mena pada para anggota karena semestinya IDI melindungi, bukan memecat anggota terlebih dokter yang memiliki inovasi bagus dan berguna bagi yang meningkatkan kesehatan masyarakat.

"Saya justru hari ini ingin Komisi IX melakukan revisi kepada UU Praktik Kedokteran ini, supaya IDI tidak superbody, yang semena-mena terhadap anggotanya. Harusnya IDI melindungi anggotanya, bukannya memecat anggota yang punya inovasi bagus," ujar Irma Suryani.

Load More