Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 18 Maret 2022 | 18:25 WIB
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas. (Suara.com/M. Yasir)

SuaraRiau.id - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas ikut menanggapi kegaduhan yang disebabkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Anwar Abbas mengatakan jika dia menyesalkan Menag Yaqut Cholil Qoumas yang hanya merecoki agama Islam. Sementara sebelumnya Gus Yaqut dinyatakan sebagai menteri semua agama.

Anwar Abbas mengungkapkan bahwa sebelumnya ia sempat mendengar jika Menag Yaqut sebagai menteri segala agama.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Tangkapan Layar Zoom)

“Dia menyatakan begini saya adalah menteri dari agama-agama yang ada Agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu enam agama yang diakui ya,” ujarnya dikutip Hops.id--jaringan Suara.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Kamis (17/3/2022).

“Tapi kenapa yang diurus hanya Islam saja gitu, yang apa ya yang direcokin hanya Islam aja begitu ya,” sambung Buya Anwar Abbas.

Menurutnya, beberapa kebijakan selalu terkait agama Islam tak pernah mengatur tentang agama lain. Dia merasa jadi seperti tidak mengenal Menteri Agama saat ini.

“Itu bagi saya jadi tanda tanya juga ya ini siapa menteri (agama) saya yang sekarang ini tanda tanya betul bagi saya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anwar Abbas mengeluhkan kebijakan Menag Yaqut yang hampir selalu mengundang ontroversi karena diprotes banyak pihak.

”Setiap kebijakan yang dia buat ya mengundang kontroversi gitu sehingga gaduh,” terang pria yang juga biasa dipanggil Buya Anwar ini.

Anwar Abbas mengatakan dia mengkhawatirkan jika lebih banyak gaduh maka sebuah negeri akan sulit maju.

“Padahal menurut saya ya, sebuah negeri itu ya tidak akan tumbuh dan berkembang secara baik ya kalau negeri itu gaduh gitu,” jelasnya.

Dia pun menerangkan sebuah teori sosiologi tentang sebuah negara.

“Teori sosiologinya, dari Ibnu Chaldun, suatu negara akan maju dan akan kuat kalau kohesifitas diantara warga bangsa itu kuat, jadi ndak gaduh gitu,” terangnya.

Menurutnya, jika selalu gaduh maka waktu akan habis dipakai untuk berdebatkan hal-hal yang tak perlu.

“Jadi kalau seandainya seperti ini terus bangsa ini bukan menjadi bangsa yang maju dan berkembang, dan kuat. Karena waktunya tersita untuk memperdebatkan dan memperbantahkan hal-hal yang seperti ini,” tegasnya.

Abbas menyarankan agar mengutamakan dialog dan keterbukaan.

“Padahal semestinya hal-hal yang seperti itu bisa kita eliminir ya dengan ada dialog dan keterbukaan,” tegas dia.

Diketahui, Menag Yaqut Cholil Qoumas memang beberapa kali mendapat protes dari beberapa elemen masyarakat karena membuat kontroversi.

Diantaranya, saat mengumumkan pengaturan volume toa masjid dia diduga menganalogikan suara toa masjid dengan gonggongan anjing.

Menag Yaqut juga membuat kontroversi ketika berbicara meminta hak-hak kaum LGBT lebih dihargai.

Terbaru, Kementerian Agama mengeluarkan Logo Halal baru yang membuat label versi MUI tak berlaku.

Load More