SuaraRiau.id - Kasus perambahan Hutan Lindung yang ada Desa Kuntu, Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau mandek sudah sebulan.
Sebelumnya, Direktorat Kriminal Khusus Polda Riau sudah mengamankan dua alat berat serta tiga orang tersangka pada kasus ini.
Namun hingga Rabu, 9 Maret 2022 kasus yang diduga melibatkan oknum Polri ini masih dalam penyelidikan pihak Kepolisian Daerah (Polda) Riau.
Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Riau, Kombes Pol Ferry Irawan mengatakan saat ini masih proses penyelidikan.
"Masih proses," ujar Kombes Pol Ferry kepada RIAUONLINE.CO.ID, Rabu, 9 Maret 2022.
Selain itu, Kombes Ferry juga mengatakan saat ini tiga orang pelaku sudah ditangkap dan ditahan di Mapolda Riau.
"Tiga pelaku sudah kita tahan," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, puluhan warga Kenegarian Kuntu, Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau, mengamankan 2 unit alat berat yang digunakan untuk membuka lahan Hutan Lindung di kawasan hutan adat setempat.
Apalagi dari desas-desus warga yang turun ke lokasi, alat berat tersebut diduga milik oknum anggota Polri.
Ini diperkuat pernyataan seorang koordinator alat berat, Rudi, saat ditemui warga di sekitar lokasi.
"Kata Pak B (Diduga oknum anggota Polri) tolong tarik alat berat. Sebab warga turun ke lokasi. Makanya beberapa alat berat kami sembunyikan," tutur Rudi.
Ia berkilah alat berat berada di bawah pengawasannya tidak beroperasi di Kuntu, akan tetapi di Kuantan Singingi.
Namun, di tengah perjalanan, empat anggota Ditreskrimsus Polda Riau langsung menemui warga. Mereka meminta penanganan lanjutan diserahkan ke Polda Riau.
"Bapak-bapak jangan khawatir, penanganan selanjutnya percayakan kepada Polda Riau. Kami terbuka, silahkan awasi," ungkap Iptu Joko.
Namun saat dikonfirmasi awak media, ia meminta langsung ke pimpinannya.
Kepala Desa Kuntu, Asril di dampingi Khalifah Kenegerian Kuntu, Herizal Dt Bandaro, berharap agar para pelaku yang terlibat diusut. Begitu juga lahan yang telah diperjualbelikan.
"Kami berharap ini ditindaklanjuti oleh BBKSDA maupun Polda Riau. Karena warga sudah sangat resah, atas banyaknya lahan yang rusak, ditebang secara ilegal oleh mereka. Apalagi tanah dijual tanpa sepengetahuan kami, dan ini kawasan hutan lindung dan tidak ada SKT/SKGR nya," pungkas Asril.
Berita Terkait
-
Pemprov DKI Gencar Tanam Mangrove di Hutan Lindung dan Hutan Produksi, Ini Manfaatnya!
-
Rekomendasi Wisata Sejarah, Candi Muara Takus Bisa Jadi Pilihan di Libur Sekolah
-
Ditangkap, Bandar Narkoba di Riau Nangis-nangis Sujud di Kaki Istri
-
Rp 4,83 T Pangkas Durasi Perjalanan Jadi Setengahnya, Tol Bangkinang-Koto Kampar Stimulus Perekonomian
-
AHY Pamer Dampingi Jokowi Resmikan Tol di Riau, Malah Dibilang Begini
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Beli Rumah Lebih Mudah, Ayo ke KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya
-
Kasus Polisi Tembak Polisi di Sumbar, Kompolnas Minta Polda Selidiki Penyebab
-
Fadel Sebut Elektabilitas Alfedri-Husni Tertinggi, Singgung Lembaga Survei Tak Kredibel
-
Lewat Vokasi, PHR-Pemprov Riau Sinergi Tingkatkan SDM Masyarakat
-
Belasan Orang Jadi Tersangka Penyerangan Car Wash di Pekanbaru, Dalang Kerusuhan Buron