SuaraRiau.id - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) disebut sebagai salah satu partai yang diprediksi tidak akan lolos ke Senayan.
Hal tersebut didapat dari sebuah hasil survei yang dilakukan oleh Panel Survei Indonesia yang menyebut bahwa perolehan suara PSI tak mampu menyentuh 4 persen ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.
“Partai-partai yang diprediksi tidak bakal lolos ke Senayan yaitu PSI (dengan) meraih elektabilitas 1,3 persen,” ujar Direktur Eksekutif Panel Survei Indonesia, Andri Gunawan, dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Senin (3/1/2022).
Menurut dia, rendahnya preferensi politik masyarakat terhadap PSI yang pada Pemilu 2019 memperoleh 1,89 persen suara nasional tergambar dari survei Panel Survei Indonesia yang dilakukan pada 14 sampai dengan 29 Desember 2021.
Andri pun menjelaskan survei dilakukan dengan mengambil representasi sampel sejumlah 1.820 responden, pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling atau pengambilan sampel bertingkat di 34 provinsi, metode survei memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2,3 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Selain PSI yang kini dipimpin Giring Ganesha, hasil survei ini memotret enam parpol lama juga tidak akan memiliki kursi di DPR RI.
Partai-partai tersebut ialah Perindo dengan elektabilitas 1,3 persen, Hanura 1,1 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,9 persen, Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) 0,8 persen, Berkarya 0,8 persen, kemudian Partai Garuda dengan elektabilitas 0,8 persen.
“Partai politik baru dan yang saat ini sedang membentuk kepengurusan untuk ikut serta dalam Pemilu 2024 hanya Partai Prima yang menjadi preferensi publik dengan tingkat elektabilitas 1,4 persen. Yang lainnya, Partai Gelora 0,7 persen, Partai Ummat 0,2 persen dan sisa yang belum memilih sebanyak 18,9 persen,” tutur Andri.
Posisi parpol papan atas dan tengah tidak berubah. Parpol papan atas masih dikuasai PDIP, Golkar dan Gerindra.
Temuan survei menunjukkan preferensi masyarakat pada PDIP masih yang tertinggi dengan elektabilitas 12,7 persen disusul Golkar pada posisi kedua dengan 12,4 persen dan Partai Gerindra di urutan berikutnya dengan 11,9 persen. Kemudian di posisi keempat Partai Demokrat dengan elektabilitas 8,9 persen.
“Demokrat menjadi parpol di luar pemerintahan yang memiliki peningkatan elektabilitas yang sangat signifikan dibandingkan hasil Pemilu 2019 (7,77 persen),” lanjutnya.
Sedangkan untuk papan tengah diisi oleh PKB, Nasdem, PKS, dan PPP.
“PKB elektabilitas 7,1 persen, Nasdem 6,8 persen, kemudian disusul partai-partai Islam lainya yaitu PKS 6,1 persen, PAN 3,3 persen, dan PPP 2,6 persen,” terang dia.
Komentar
Berita Terkait
-
Masih Ada Kasus Gizi Buruk Di Jakarta, PSI Minta Pemprov DKI Tingkatkan Dana Bantuan Untuk Posyandu
-
Belum Juga Diumumkan ke Publik, PSI Curiga Sponsor Formula E Gaib
-
Golkar Tegur Oknum Anggota DPRD Sumut Diduga Hina Wartawan
-
Ketua PSI Binjai Bantah Lakukan Pencabulan
-
Heboh Oknum DPRD Sumut Sebut Wartawan yang Beritakan Ketua PSI Binjai Penjilat Bandar Narkoba
Terpopuler
-
Indah Permatasari Curhat Nikah Tak Dihadiri Ortu: Ibunya Cuma Pandang Good Looking
-
Kilatan Cahaya Aneh Tak Kunjung Berhenti di Langit Pekanbaru, Ini Penjelasan BMKG
-
Korupsi Dana Zakat Ratusan Juta, Zulfikar Resmi Ditahan Kejari Dumai
-
Rizky Febian Makin Serius Bina Hubungan, Langsung Hadiahi Mahalini Cincin di Bali
-
Medina Zein Akhirnya Buka Suara Jelaskan soal Pencatutan Nama Raffi Ahmad
-
Artis Ammar Zoni Dikabarkan Meninggal Akibat Kecelakaan, Ini Faktanya
-
Rizal Ramli Dinilai Cocok Gantikan Jokowi, Pengamat: Berani Usir Berkembangnya Oligarki
-
Klasmen Sementara SEA Games Vietnam, Indonesia di Posisi Kedua Setelah Tuan Rumah
-
Tak Terima Ibunya Dihina di Twitter, Mantan Sekretaris BUMN Said Didu Minta Bantuan Netizen Cari Pemilik Akun Ini