SuaraRiau.id - Habib Bahar bin Smith dan Eggi Sudjana kembali menuai perhatian usai pernyataannya terkait Kasad Jenderal Dudung Abdurachman.
Gara-gara itu, keduanya dikabarkan dilaporkan ke pihak berwajib atas dugaan ujaran kebencian.
Menanggapi itu, Eggi Sudjana mengaku heran alasan dirinya kini ikut dilaporkan perihal Jenderal Dudung Abdurachman.
Eggi menyebut bahwa dirinya berbeda konteks dengan Habib Bahar yang kini ikut dilaporkan karena dianggap telah melakukan penghinaan pada Jenderal Dudung. Hal itu ia ungkapkan di acara Catatan Demokrasi.
“Kalau konteks hukum harus ada kausalitasnya, saya kan ngomong begitu karena Dudung ngomong duluan begitu. Kalau Dudung enggak ngomong, enggak mungkin saya ngomong, dan itu bukan ukuran hukum,” jelas Eggi Sudjana dikutip Hops.id--jaringan Suara.com, Rabu (22/12/2021).
Ia pun mengaku heran dengan sikap sang pelapor Husin Shihab yang menyeret-nyeret namanya dalam kasus Jenderal Dudung.
Padahal, menurut Eggi Sudjana, sikap dan perangainya sangat berbeda dengan Habib Bahar.
“Kenapa cuma saya yang dilaporkan, walau di surat laporan tak sependapat, saya beda dan tak sependapat dengan Habib Bahar kok,” ujarnya.
Eggi Sudjana mengungkapkan bahwa pernyataannya soal Dudung karena menggunakan pendekatan persahabatan. Maka itu, dia kemudian mengkritiknya lewat Youtube pribadinya, bukan saluran Youtube Revolusi Akhlak.
“Di Youtube saya antarkan dengan jelas dan disebutkan bahwa Dudung saudara dan sahabat saya, saya dikenalkan Herman Ishaq, yang jelas kita pernah ikut berdakwah lah konteksnya. Saya ingatkan dia dalam hukum Islam. Saya tak ada mau bikin laporan. Yang jadi pertanyaan, kenapa Anda tak ada legal standing melaporkan saya,” katanya.
Berita Terkait
-
Drama Pemecatan Shin Tae-yong Bisa Berujung ke Pengadilan, Begini Kronologisnya
-
Beda Komentar Tokoh NU dan Habib Bahar bin Smith soal Gaya Ceramah Gus Miftah
-
Habib Bahar bin Smith Komentari Cara Dakwah Gus Miftah: Nggak Menyalahkan...
-
Ujaran Kebencian Selama Pilkada Serentak Lebih Banyak Dibandingkan Saat Pilpres, Ada Faktor Kesengajaan?
-
Hasil Penelitian Universitas Monash Australia: Pilkada Aceh Paling Banyak Ujaran Kebencian, Sumbar Terendah
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
Terkini
-
I Love Mutiara: BRI Dikenal sebagai Bank Paling Berpengalaman dalam Mendukung UMKM
-
Pro Kontra Pemkot Beli Alphard untuk Mobil Dinas, DPRD Pekanbaru: Bukan Barang Mewah
-
Riau Nomor Dua PHK Terbanyak se-Indonesia, Gubri Wahid Kasih Penjelasan
-
Mengenal Makan Bajambau, Tradisi yang Dihadiri Pejabat Tinggi Riau di Kampar
-
Panjang Lebar Penjelasan Ketua DPRD Pekanbaru soal Mobil Alphard untuk Dinas Wali Kota