Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 30 November 2021 | 08:43 WIB
Logo Liga 2 Indonesia. [Ist]

SuaraRiau.id - Kericuhan terjadi pada laga Liga 2 Indonesia antara KS Tiga Naga Pekanbaru dan Semen Padang FC di Stadion Kaharudin Nasution Pekanbaru, Senin (29/11/2021).

Kejadian itu bermula saat Official KS Tiga Naga tak terima dengan keputusan wasit yang memberikan tambahan waktu 3 menit.

Atas tindakan sang wasit, Official KS Tiga Naga Pekanbaru menyebut wasit tidak jelas.

"Apa itu tambahan waktu 3 menit, wasit tidak jelas," ucap salah seorang Official KS Tiga Naga protes.

Tidak sampai di situ, usai peluit babak kedua usai, Official KS Tiga Naga langsung mengejar wasit garis dan menarik baju wasit.

Mengutip Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, aparat kepolisian yang berjaga di lorong ganti pemain langsung mengamankan wasit tersebut.

Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi oleh PSSI Liga 2 Indonesia terkait kericuhan yang terjadi.

KS Tiga Naga kalah
Diketahui, KS Tiga Naga Pekanbaru harus menerima kekalahan melawan Semen Padang FC pada laga putaran kedua Liga 2 Indonesia dengan skor 1:0.

Pertandingan itu digelar di Stadion Kaharudin Nasution, Pekanbaru, Senin (29/11/2021). Kick off mulai 15.15 WIB.

KS Tiga Naga rupanya belum mampu memenangi pertandingan melawan klub berjuluk Kabau Sirah dari Sumatera Barat.

Anak asuh Rozialta Feryandes tampak lesu dan menahan pilu saat wasit meniup pluit panjang berakhirnya pertandingan.

Laga ini berakhir dengan skor 1-0. Sehingga, klub berjuluk Laskar Lancang Kuning terdegradasi dan kembali ke Liga 3 Indonesia.

Sementara rivalnya, Semen Padang FC dipastikan lolos degradasi dan tetap melenggang di gelaran Liga 2 Indonesia.

Hal ini sedikit membuat Laskar Lancang Kuning terpukul berat. Sebab sebelumnya, klub ini baru saja promosi ke Liga 2 Indonesia.

Meski permainan maksimal sudah ditunjukan Ghulam Fatkur Rahman dan kawan-kawan, tetapi Semen Padang masih dapat mengungguli.

Manajer Tim KS Tiga Naga, Hidayat mengakui bahwa laga ini merupakan pertandingan yang cukup berat.

"Pertandingan yang berat. Beban anak-anak berat dikarenakan perangkat pertandingan (diduga) tidak netral. Ya inilah hasilnya," kata Hidayat, dihubungi Senin (29/11/2021).

Menurutnya, kekalahan ini diterima mereka dengan lapang dada. Ia menyebut, bahwa para pemain telah bermain maksimal dan memberikan perjuangan terbaik hingga akhir babak.

"Tetap kita terima dengan lapang dada. Anak-anak telah memberikan perjuangan terbaik hingga menit akhir," katanya.

Ia berpesan, kepada para pemain tetap semangat dan jangan menyerah, sebab menurutnya ini merupakan ujian untuk lebih baik lagi.

"Tetap tegakkan kepala. Masa depan anak-anak masih panjang. Mereka masih muda-muda, ini ujian untuk mereka naik level lagi," ungkap Hidayat menyemangati para pemain.

Load More