Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 29 November 2021 | 13:56 WIB
Ilustrasi warga Nahdlatul Ulama (NU). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

SuaraRiau.id - Nahdlatul Ulama (NU) bakal menggelar Muktamar ke-34 di Lampung yang rencananya akan digelar pada akhir Desember 2021 mendatang.

Namun, hasil pertemuan Sembilan Kiai Sepuh NU pada 24 November 2021 diputuskan Muktamar NU ke-34 diundur hingga Januari 2022.

Terbaru, keputusan dari surat perintah Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar terkait muktamar tersebut berubah lagi. Keputusan itu menjadwalkan Muktamar NU ke-34 dimajukan ke tanggal 17 Desember 2021.

Perubahan maju mundur jadwal muktamar mendapat tanggapan dari Pimpinan Ponpes Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara, Khayatul Makki atau Gus Khayat.

“Kita melihat ada dua kejadian, pertama pertemuan kiai-kiai sepuh. Sembilan kiai sepuh yang dihormati para Nahdliyin seluruh Indonesia. Dalam pertemuan tersebut sempat mendinginkan suasana karena ada imbauan-imbauan yang sifatnya mendamaikan, menyejukkan, dan sekaligus menegur kita semua yang terlalu hiruk pikuk dalam masalah muktamar ini,” ungkap Gus Khayat dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Minggu (28/11/2021).

“Tidak lupa juga Habib Lutfi menyampaikan hal yang senada yaitu kiranya semua pihak untuk menurunkan tensi, menurunkan syahwat politik di dalam Muktamar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” sambungnya.

Terkait surat perintah Rais Aam yang dikeluarkan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Gus Khayat menyebut itu bukan keputusan bersama PBNU.

Namun, menurutnya surat itu keluar diawali kontroversi rilis media oleh Gus Ipul yang menyampaikan bahwa KH Michtahul Akhyar adalah pemegang otoritas dan kekuasaan penuh di NU.

“Nah setelah disampaikan itu, beberapa saat keluarlah surat perintah dari Rais Aam sehingga siapa pun bisa menebak, siapa pun bisa melihat bahwa ini adalah bagian dari yang luar biasa dari oknum,” jelasnya.

Oleh karena itu, Gus Khayat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Gus Ipul. Menurutnya, jika tidak ada yang buka suara atas polemik tersebut maka artinya telah mengabaikan perpecahan di tubuh NU.

“Demi semata-mata syahwat politik dukung mendukung dalam muktamar,” ucap Gus Khayat.

Diketahui, Sembilan Kiai Sepuh NU telah menegaskan bahwa sebaiknya jadwal Muktamar NU ke-34 dimundurkan.

“Saya lebih suka tarik napas dan mundur. Alasannya agar panitia bisa lebih leluasa dan penyelenggaraan muktamar akan berlangsung lebih tertib,” ujar Rais Syuriah PWNU Lampung Muhsin Abdillah, Kamis (25/11/2021).

Selanjutnya juga ada Pimpinan Pondok Pesantren Darussa’adah yang mengaku sepakat jika Muktamar ke-34 NU diundur agar pelaksanaannya nanti bisa lebih optimal. Muhsin menyebut, berdasarkan kesepatakan para ulama, Muktamar NU bisa digelar berbarengan dengan Hari Lahir ke-96 NU.

“Karena itu para masyayih (ulama) menyampaikan bahwa idealnya Muktamar ke 34 NU dilaksanakan pada akhir Januari 2022 bertepatan dengan Harlah NU ke 96,” kata dia.

Load More