SuaraRiau.id - Beredar isu yang menyebut bahwa KSAD Jenderal Andika Perkasa bakal menjadi Panglima TNI yang baru. Menanggapi hal tersebut, Pengamat Militer dan Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie, mengkritik isu tersebut.
Connie menyatakan bahwa betapa konstelasi pemilihan Panglima TNI begitu kental nuansa politiknya. Sangat berbeda dengan kondisi di 1998, di mana Panglima TNI dibentuk untuk bekerja profesional, bukan ikut berpolitik.
“Sistem yang ada saat ini seolah ditaik-tarik ke politik, baik akademisi, anggota dewan, yang masing-masing memplot nama,” kata dia dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Senin (6/9/2021).
Connie juga menyayangkan bagaimana ada seorang anggota dewan yang terlihat mengendorse nama Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
Anggota dewan tersebut yakni politisi PDIP Effendi Muara Sakti Simbolon.
Anggota Komisi I itu sebelumnya juga menyebut Panglima Komando Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal Dudung Abdurachman akan menjadi KSAD menggantikan Andika.
Lebih lanjut, kata Connie, pemilihan Panglima TNI adalah hak perograsif presiden, yang tidak perlu terus diombang-ambingkan.
“Panglima TNI diangkat berdasarkan kepentingan organisasi TNI, kalau sudah berdasarkan itu, tidak ada lagi yang boleh gerakan-gerakan senyap atau tidak senyap yang membuat sistem yang sudah hebat yang sudah canggih menjadi tidak hebat,” ujar dia.
Connie menilai bahwa semua kementerian dan lembaga negara sudah sangat dipolitisasi.
“TNI tidak boleh, karena pekerjaan rumahnya masih banyak sekali. Terutama dampak geopolitik kawasan,” kata dia.
Connie lantas menyinggung besarnya beban Panglima TNI baru, termasuk sang calon Andika Perkasa jika terpilih.
Yakni soal banyak kasus, mulai dari isu Papua kemarin, jatuhnya Afghanistan, sampai pada banyaknya jumlah Pamen.
Ia lalu menyinggung senjata yang perlu dibenahi, termasuk pengaturan standar kekuatan di tiga matra, baik darat, udara, dan laut agar tidak berbeda jauh.
“Termasuk soal masih bertumpuknya Pamen di lantai 8, makanya belakangan ada kebijakan pensiun dipercepat. Lalu benahi juga pembedaan antara TNI administrasi dan prajurit tempur.” ujar Connie.
Menurut Connie, calon Panglima TNI ideal adalah yang bisa membaca proyeksi sesuai arah Presiden Jokowi pada 2014 lalu yang menginginkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Berita Terkait
-
Marsekal Hadi Dekati Masa Pensiun, DPR: Belum Ada Surpres Pergantian Panglima TNI
-
Profil Andika Perkasa, Pendidikan dan Jejak Karier Calon Panglima TNI
-
Terima Tambahan Sertifikat Tanah Urut Sewu, KASAD Andika Pratama Siap Patuhi Hukum
-
Bisa Menutup Ruang Kader TNI Potensial, PKS Saran Jabatan Panglima Hadi Tidak Diperpanjang
-
Demokrat Jagokan KSAD Andika Perkasa jadi Panglima TNI, Ini Alasannya
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Diguncang Gempa 2 Kali, Warga Agam Sumbar Berhamburan Keluar Rumah
-
Gempa Guncang Pasaman Sumbar, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami
-
8 Mobil Keluarga Bekas Paling Nyaman 2025, Aman dan Tangguh untuk Harian
-
Tertutup Banjir, Jalan Lubuk Basung-Bukittinggi Tak Bisa Dilintasi Kendaraan
-
Berkat BRI, La Suntu Tastio Kini Pekerjakan 10 orang dan Perluas Pasar Nasional