Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 13:33 WIB
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas. [Suara.com/M. Yasir]

SuaraRiau.id - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar lomba penulisan artikel tingkat nasional dengan tema Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam.

Lomba penulisan tersebut kemudian menuai sorotan dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas.

Ia bahkan menyatakan bahwa seharusnya BPIP dibubarkan. Anwar Abbas menilai tema lomba yang menurutnya tak kontekstual itu, menunjukkan bahwa BPIP tidak memiliki kepekaan sosial di tengah pandemi Covid-19.

BPIP gelar lomba penulisan artikel bertema hormat bendera menurut Islam. (ist)

“Kesimpulan saya BPIP seharusnya dibubarkan saja. Bukannya apa, lombanya enggak kontekstual. Orang secara lagi Covid malah masalah hukum bendera,” ujar Anwar Abbas dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com.

Menurut Anwar masih banyak tema yang lebih relevan dan kontekstual untuk diangkat sebagai tema dalam lomba perayaan Hari Santri.

Salah satu contoh yang ia sebutkan, yakni tema yang terkait dengan situasi pandemi saat ini, di mana banyak orang yang mengalami kesulitan.

Anwar menggambarkan, ia biasanya setiap hari melihat ibu-ibu berbelanja. Namun, saat ini setiap ada tukang sayur lewat, ibu-ibu itu tidak lagi keluar rumah lantaran tak punya uang.

Kata Anwar, hal itu merupakan gambaran kemiskinan di mana BPIP semestinya bisa hadir.

Misalnya, BPIP menampilkan nilai pancasila dengan menggerakkan anak-anak untuk peduli kepada masalah Covid.

“Kenapa enggak lomba; Bagaimana peran santri dalam menghadapi Covid, bisa kan, ya? Peran santri dalam menghadapi masalah ekonomi, gitu kan?” ungkapnya.

Selain itu, Anwar juga menilai bahwa tema lomba yang diangkat BPIP hanya akan memancing perpecahan dan kecurigaan antarkelompok.

Pasalnya, ia menilai tema itu berpotensi membuat orang mecurigai nilai kebangsaan para santri.

“Nanti ujung-ujungnya kalau ada tulisan hukumnya haram nantinya malah menjadikan alat untuk menggebuk santri, kan? Padahal bendera itu kan sudah kita kibarkan sebelum kita merdeka,” jelasnya.

Sebelumnya, tema lomba penulisan artikel tingkat nasional yang diadakan BPIP memang menuai banyak kritik.

Menanggapi itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo menjelaskan bahwa pilihan tema tersebut menyesuaikan dengan konteks Hari Santri.

“Disesuaikan dengan Hari Santri. Sama juga hormat bendera menurut agama Kristen, Hindu, Buddha, Katolik, Konghucu,” ujarnya.

Load More