Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 20:21 WIB
Billboard yang memajang wajah Puan Maharani di Jalan Raya Tegal-Purwokerto, depan Pasar Pepedan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Rabu (4/8/2021). ‎[Suara.com/F Firdaus]

SuaraRiau.id - Meskipun Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 terhitung masih lama, namun sejumlah tokoh muncul digadang-gadangkan bakal ikut menjadi calon presiden (capres).

Sejumlah hal dilakukan untuk mendekatkan diri dan lebih dikenal masyarakat dengan lewat media offline (baliho) atau media sosial.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah Baliho Puan Maharani yang disebut tidak meningkatkan elektabilitas.

Menanggapi tuduhan tersebut, politisi PDIP, Arteria Dahlan buka suara. Ia menepis pernyataan bahwa baliho Puan Maharani ditujukan untuk meningkatkan elektabilitas.

Arteria mengaku heran ada pihak yang mengaitkan pemasangan baliho Ketua DPR itu dengan angka elektabilitas menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Apa kaitannya pemasangan baliho dengan elektabilitas Mbak Puan? Memangnya Kami pasang baliho untuk naikkan elektabilitas? Teori dari mana itu?” ujar Arteria dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Jumat (13/8/2021).

Arteria lantas menyinggung bahwa tidak perlu bertanya pada konsultan politik dan pakar-pakar yang ahli di marketing politik terkait cara menaikkan elektabilitas.

Sebab, pihaknya pun sangat paham instrumen-instrumen yang dapat digunakan untuk meningkatkan elektabilitas.

“Pastinya bukan baliho,” tuturnya.

Arteria kemudian mempertanyakan pihak-pihak yang selalu heboh dengan pemasangan baliho milik Puan Maharani.

Ia lalu menyinggung, pihak-pihak tersebut hanya mempersoalkan Puan, namun tak mau berbicara soal tokoh yang sibuk di media sosial dengan diksi yang mengarah ke pencalonan presiden.

“Itu dibahas juga, dong, secara proporsional. Kalau mau, jujur aja sama diri sendiri, ngerasa enggak sih, dulu ada yang sudah banyak pasang baliho dan main media sosial, begitu mereka kalah panggung, isunya digeser ke yang lain,” ujarnya.

Arteria mengatakan itu sekaligus sebagai respons terhadap survei Charta Politika Indonesia tentang Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik Masa Pandemi yang dilaksanakan pada 12-20 Juli 2021.

Survei itu menunjukkan bahwa elektabilitas Puan belum tertinggi, meskipun ada upaya pemasangan baliho secara masif.

Load More