Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 10 Agustus 2021 | 20:25 WIB
Sejumlah petugas menjaga pos penyekatan jalan penerapan PPKM di Pekanbaru, Minggu (26/4/2021). [Ist]

SuaraRiau.id - Penerapan PPKM Level 4 dilanjutkan di sejumlah wilayah di Indonesia. Untuk PPKM Luar Jawa dan Bali, pelaksanaannya hingga 23 Agustus mendatang.

Pekanbaru menjadi salah satu dati 45 wilayah yang wajib menerapkan PPKM Level 4 Luar Jawa-Bali.

Sejurus berlakunya PPKM itu, sejumlah aturan pun diberlakukan dari penyekatan jalan hingga kegiatan ekonomi masyarakat.

Hal tersebut ditanggapi pengamat ekonomi, Edyanus Herman Halim. Ia menyebut bahwa PPKM di Pekanbaru membebani ekonomi masyarakat terutama konsumsi bensin kendaraan bermotor.

"Konsumsi rumah tangga meningkat. Banyak uang harus dikeluarkan karena pembatasan-pembatasan ini. Seharusnya tak belok-belok jadi belok, macet, uang bensin bertambah," papar Edyanus dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Senin (10/9/2021).

Edyanus menilai penyekatan yang dilakukan menjadi omong kosong karena gagal menahan mobilitas masyarakat.

"PPKM ini kan hanya ota aja nih kan. Ditutup disini, orang lewat di sana," tegasnya.

Dengan kerugian yang tidak sedikit ini, menurutnya tidaklah bijak untuk tetap melakukan penyekatan. Apalagi Covid-19 tidak menunjukkan sinyal penurunan.

"Itu mencerminkan PPKM itu tidak efektif, ini hanya mengorbankan biaya saja ini. Covid tidak berkurang," kata dia.

Atas hal ini, Edyanus mengkritisi pemerintah yang disebutnya gagal menelaah kebijakan yang diterapkan sehingga efek dominonya kian berat.

"Salah aturan itu seperti itu, tidak bisa diterapkan tapi dibuat. Dampaknya tidak dipikirkan," ungkapnya.

Load More