SuaraRiau.id - Hasyim (23) salah satu dari 9 orang lainnya yang menggantungkan hidupnya menjadi seorang tukang odong-odong di Kabupaten Siak.
Sehari-hari mengemudi odong-odong untuk memberikan hiburan murah yang diminati anak-anak di kota berjuluk Negeri Istana.
Kendati menghibur, sesungguhnya nasibnya tak seceria tawa si penumpang yang dibawanya. Ditambah lagi di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Hasyim memiliki seorang istri dan satu orang anak yang menantinya setiap saat membawa pundi rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Diakui Hasyim, dengan penghasilan yang menurun dan tanpa bantuan pemerintah seperti ini, sebenarnya hubungan berumah tangga menjadi berbeda.
“Untung saja istri saya pengertian, dia kini tinggal bersama orang tuanya di Mempura, dan saya mengontrak di Siak. Setiap malam saya yang pulang ke rumah mertua,” cerita Hasyim ditemui SuaraRiau.id di depan Istana Siak, Kamis (5/8/2021) petang.
Sebelum pandemi covid-19, dalam sehari Hasyim bisa meraup untung Rp 200 ribu rupiah. Uang itu tak sepenuhnya menjadi milik Hasyim, karena odong-odong yang dikemudi bukan miliknya. Ia harus berbagi hasil dengan pemilik.
"Ini milik pengusaha. Saya mengemudikan saja, hasilnya bagi dua dengan pemilik," kata Hasyim.
Sebelum dilanda Covid-19 dan kebijakan PPKM oleh pemerintah, Hasyim biasa bisa mendapatkan bersih untuknya Rp 100 ribu dalam sehari.
Namun, setelah dilanda Covid-19 dan PPKM, ia hanya bisa menghasilkan Rp 15.000 sampai Rp 25.000 sehari. Itu digunakannya memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk anak dan istrinya.
"Mau menangis rasanya. Begitu juga yang dirasakan dengan teman-teman lainnya, termasuk penjual souvenir di depan Istana ini," kata Hasyim.
Sampai saat ini, sambung Hasyim sambil duduk diatas odong-odongnya, belum ada ia dan rekan-rekannya mendapat bantuan dari pemerintah.
Terkait bantuan, sambung Hasyim, dirinya sama sekali tidak berharap. Ibunya sejak kecil sudah mengajarkan untuk tidak berharap sama orang.
“Meminta kepada Tuhan, bekerja dan berdoa,” sebut Hasyim.
Kondisi itu tidak hanya dialami Hasyim, hal serupa juga dirasakan oleh Jhon (35) seorang juru parkir depan Istana Siak.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Nasib Nakes Siak, Banyak Terpapar Corona di Tengah Isu Takut Dicovidkan RS
-
Momen Sultan Siak Sumbang Rp 1 Triliun Lebih untuk Republik Indonesia
-
Karhutla di Dayun dan Mengkapan Siak, Api Belum Bisa Dipadamkan
-
Teror Harimau di Teluk Lanus Siak Berlanjut, Ternak Warga Kembali Jadi Korban
-
Harimau Bolak-balik Masuk Perkampungan di Siak, Warga Panik
Terpopuler
- Serie A Boy: Joey Pelupessy Keceplosan Ungkap Klub Baru Jay Idzes?
- Honda GL Max Lahir Kembali untuk Jadi Motor Pekerja, Harga Setara CB150 Verza
- Visa Furoda Tak Terbit, Ivan Gunawan Tetap Santai Bagi-bagi Makanan di Madinah
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
Pilihan
-
3 HP Kamera Terbaik se-Dunia: Harga di Bawah Rp10 Juta, Performa Lebihi Spek Dewa
-
Terbukti! Viral Video Dedi Mulyadi Peringatkan Tambang Batu 3 Tahun Lalu, Kini Longsor Telan Korban
-
Pendidikan Wamenaker Immanuel Ebenezer, Pernyataannya Sering Tuai Kontroversi: Terbaru, Pecat HRD!
-
9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
-
7 Rekomendasi HP Murah untuk Anak Sekolah, RAM Besar Punya Spek Mewah
Terkini
-
Pekanbaru Masuk Kota Intoleran, DPRD Protes ke SETARA Institute: Framing
-
100 Napi Riau Dipindah ke Nusakambangan, Ditempatkan di Ruang Super Maksimum
-
Bernilai Rp400 Ribu, Jangan Sia-siakan 3 Amplop DANA Kaget Hari Ini
-
Bocah 8 Tahun Tewas Diduga Dibully Temannya, Polres Inhu: Tak Ada Kaitan dengan SARA
-
Bocah SD di Riau Tewas Dibully Diduga gegara Beda Agama, SETARA: Negara Harus Hadir