Kepala rombongan mereka berinisial MH memerintahkan tersangka lainnya untuk mengikat kedua korban menggunakan tali jemuran.
Korban Anugrah Daeli diikat pada kaki dan tangannya di tiang camp. Sedangkan korban Yulina Hia diikat di tempat tidur pakai tali jemuran.
"Setelah mengikat kedua korban di tempat terpisah, di situlah para pelaku mulai melakukan penyiksaan terhadap korban," ungkap Nardy Masry.
Dari hasil penyelidikan polisi, korban ini dianiaya menggunakan besi skraft yang sudah dipanaskan terlebih dahulu ke dalam api.
Besi yang kemerahan itu ditempelkan ke tubuh korban. Badan Pasutri itu melepuh secara merata akibat disulut benda panas.
Beberapa tersangka juga mengambil kayu yang telah dibakar dengan bara dan api yang masih menyala, kembali ditempel ke tubuh kedua korban.
"Para pelaku ingin meminta kedua korban mengaku sebagai penyebab anak-anaknya sakit karena ilmu guna-guna. Makanya disiksa begitu," ungkap Nardy Masry.
Tak sampai di situ saja, para pelaku juga mengambil cangkul, parang, dan kayu untuk memukul tubuh korban yang telah melepuh terkena panas. Penyiksaan itu berlangsung dua hari, mulai Jumat sampai Sabtu (24/07/2021).
Kemudian pada Minggu (25/7/2021) pagi, korban Anugrah Daeli berhasil melarikan diri dari ikatan di tubuhnya.
Ia kemudian kabur dari camp dan menyelamatkan diri dengan berbagai cara hingga sampai ke Pangkalan Kerinci dan meninggalkan istrinya di TKP.
Lantas korban menemui Persekutuan Keluarga Nias dan melaporkan penyiksaan yang dialaminya.
Mengetahui korban Anugrah melarikan diri, pada pelaku mencarinya di sekitar camp dan hutan, tetapi tidak ditemukan.
Kemudian, jelas Masry, pelaku MH sebagai Kepala rombongan kembali memerintahkan pelaku lainnya untuk mengikat korban Yuliana ke pohon akasia yang berjarak 300 meter dari camp.
Setelah tiga jam diikat di akasia, Yuliana Hia akhirnya meninggal dunia. Lantas jasad wanita muda ini dikubur para pelaku di dalam hutan.
Saat tahu sudah tewas, tersangka OWW, JZ, dan JL membungkus mayat korban dengan terpal dan membawanya ke dalam kapal kayu bermotor atau pompong.
Berita Terkait
-
Pasutri Disiksa Warga Pakai Besi Panas, Dihajar Cangkul, Istri Dikubur di Hutan
-
Viral Pasutri Ngaku Kehilangan Saldo Bank Rp 35 Juta, Ternyata Begini Klarifikasinya
-
Balita Disiksa Teman Ibu di Batam, Nangis Ketakutan Ditampar Kena Jambak
-
Kasus Penyiksaan Anak Terjadi di Batam, Bocah Dipukuli dan Dijambak Teman Ibunya
-
Satu Saja Tak Cukup, Kisah Pasutri Sudah Kencani 20 Orang Lain Sejak Menikah
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
5 Mobil Suzuki Bekas 50 Jutaan, Mesin Terkenal Bandel dan Perawatan Mudah
-
Daftar Lengkap Daerah Rawan Banjir di Riau, Tetap Waspada!
-
5 Mobil MPV Bekas Tampilan Futuristik dan Elegan, Terbaik untuk Keluarga
-
5 Mobil MPV Bekas Murah dengan Fitur Modern, Nyaman Diajak Jalan Jauh
-
Cuaca Ekstrem, Warga Riau Diminta Hindari Liburan ke Daerah Rawan Bencana