SuaraRiau.id - Seorang ibu di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) bercerita soal kasus penyiksaan terhadap anaknya.
Ibu rumah tangga bernama Ade Ariani itu curhat usai dirinya mendapati video aksi penyiksaan anaknya oleh rekannya sendiri.
Ade mengisahkannya melalui DM Instagram @batamnewsonline. Ia pun mengaku sudah melaporkan ke Mapolresta Barelang pada Minggu (25/7/2021).
Menurut warga Komplek Cahaya Garden, Sei Panas ini, kejadian tersebut diakui Ade ternyata beberapa bulan lalu, dan baru terungkap saat ini.
Hanya saja, kata dia, kasusnya masih menggantung, pasalnya saksi harus dihadirkan. Sementara saksi mata, masih tertahan akibat PPKM di luar Kepri.
Sementara korban juga masih berada di Tanjungpinang.
Dalam video, bocah lima tahun tersebut mendapat kekerasan secara fisik. Dicubit, ditampar dan dijambak. Anak tersebut tampak ketakutan, dan menahan sakit sambil menangis.
"Anak saya trauma, Makanya saya heran dengan perilaku anak saya. Tapi video ini, baru dikirim yang ngerekam. Itu yang ngerekam tetangga sebelah. Padahal kejadian 3 bulan lalu," kata dia dilansir dari Batamnews.co.id--jaringan Suara.com, Selasa (27/7/2021).
"Tetangga yang ngerekam baru ngirim ke saya. Alasannya takut saya nggak percaya dengan dia," sambung Ade.
Ia bercerita jika pelaku merupakan seorang wanita rekannya.
"Saya ngekos. Pelaku tinggal di kosan saya, nggak kerja. Dalihnya agar bisa lihat (menjagain) anak saya saat saya kerja. Tapi tiap malam anak saya disiksa," jelasnya.
Menurutnya, Ade sangat teriris, apalagi pelaku selama ini diberikan tempat tinggal dan makan gratis. Ade menyebut sebelumnya anaknya ada yang mengasuh.
Saat melaporkan kasus ini Minggu (25/7/2021), akhirnya pelaku dikatakan Ade dijemput polisi ke kediamannya.
Pelaku mengakui perbuatannya dan menyebut dalam keadaan emosi.
"Waktu diwawancarai di kantor polisi. Pelaku jawab sedang emosi dengan pacarnya. Dia sedang emosi gitu aja jawabnya," terang Ade lagi.
"Sesampai di ruang perlindungan anak (Unit PPA), saya kalah di saksi. Saksi (yang merekam) pulang kampung hari raya kemarin. Saksi nggak bisa datang karena dana dan peraturan PPKM. Saya pikir bisa lewat wawancara di kantor polisi, video call. Ternyata ga bisa (diproses polisi)," terangnya.
Ade mengungkapkan dirinya akan melapor lagi ke Polres.
Berita Terkait
-
Permintaan Peti Jenazah Covid-19 Batam Meningkat Empat Kali Lipat Dalam Sehari
-
Curhat Petugas Makam Covid-19 di Batam: Semua Manual, Pakai Alat Berat Muncul Masalah Baru
-
Tidak Hanya Batam, Kini Virus Corona Varian Delta Sudah menyebar di Kepri
-
Proses Evakuasi Pembongkaran Pasar Induk Jodoh Batam Berlangsung Damai
-
Pasar Dibongkar, Pedagang di Batam Meninggal Mendadak Alami Sesak Napas
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
CSR BRI Peduli - Yok Kita Gas Latih PKK Bogor Kelola Limbah Minyak Jelantah
-
Mantan Direktur BUMD di Siak Diperiksa Jaksa, Perkara Apa?
-
Biaya Operasional Stadion Utama Riau Rp3,7 Miliar, Pendapatan Cuma Rp200 Juta
-
Bocoran Apple Bakal Rilis iPhone 20 Series pada Tahun 2027
-
12 Prompt Gemini AI Edit Foto Wanita Berhijab Lebih Elegan dan Anggun