Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 31 Juli 2021 | 10:39 WIB
Ruhut Sitompul di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

SuaraRiau.id - Isu politisi Ruhut Sitompul yang disebut berambisi ingin mengkudeta Moeldoko di Kantor Staf Presiden (KSP) menjadi perhatian pengamat hukum tata negara, Refly Harun.

Awalnya Refly mengira Ruhut berambisi menjadi Kepala KSP menggantikan Moeldoko, namun dia ragu dan sangsi dengan Ruhut.

Refly Harun menduga Ruhut bermanuver untuk tetap menjadi bagian dari lingkungan Istana. Namun, Refly menganggap Ruhut tak kelasnya menjabat Kepala KSP.

Refly bahkan menyebut politikus PDI Perjuangan itu kelasnya masih kelas hore-hore.

“Saya mohon maaf, sorry to say. Ruhut itu nggak kelasnya untuk KSP ya. Kelasnya masih kelas hore-hore. Kalau lobikan orang itu masih masuk akal,” kata Refly dalam kanal Youtubenya dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Jumat (30/7/2021).

Ia kemudian mengulas kelakuan dan manuver politikus supaya bisa bertahan dalam lingkungan Istana atau lingkungan kekuasaan.

Kata dia, biasanya manuvernya adalah mesti punya cantolan atau patron dalam lingkaran kekuasaan. Menurut Refly, Ruhut termasuk yang bermanuver untuk bisa bertahan dalam lingkar kekuasaan.

“Orang untuk bertahan dalam inner circle kekuasaan, dan yang melihat jabatan sebagai tujuan, maka dia mesti calonkan orang. Ruhut tetap ingin beredar di Istana, kan dia dekat dengan LBP, seperti yang sudah disampaikan sendiri,” ujar dia.

Selain Ruhut, ujar Refly, politikus kekuasaan yang punya manuver seperti itu adalah Ali Mochtar Ngabalin.

Menurutnya, hal tersebut sebelas dua belas seperti Ruhut. Jika Ruhut cantolannya itu Luhut Pandjaitan maka Ngabalin patronnya adalah Moeldoko.

“Ngabalin cantolannya adalah Moeldoko, orang-orang seperti ini kalau cantolannya berganti, maka akan cari cantolan baru, saya yakin lihat saja. Ngabalin dia memberikan sering beri statement seolah bela pasang badan pemerintah. Jadi ingin tunjukkan loyalitas. Tapi kalau cantolannya berganti, dia tetap di sana. itulah politikus,” tutur Refly.

Sebelumnya, politikus Partai Demokrat Andi Arief membongkar bahwa seorang politisi PDI Perjuangan sempat meminta untuk bertemu Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan membantunya untuk melengserkan Moeldoko dari jabatannya di istana sebagai Kepala Staf Presiden (KSP).

Pernyataan itu diungkapkan Andi Arief tatkala mengomentari sindirian pedas dari Ruhut Sitompul yang menilai bahwa dia hanya membuat Partai Demokrat hancur.

Menanggapi sindiran pedas tersebut, Andi Arief menjelaskan bahwa sebenarnya Ruhut Sitompul beberapa waktu lalu sempat bertemu dengan anggota DPR RI Demokrat.

Dalam pertemuan itu, Ruhut meminta untuk bertemu dengan AHY dan membantu dirinya untuk menendang Moeldoko dari jabatannya sebagai KSP.

“Ruhut ini dua minggu lalu bertemu dengan salah satu anggota DPR RI Demokrat, dia meminta bertemu Ketum AHY. Dia minta Ketum menitipkan ke Pak Jokowi untuk pengganti Pak Moeldoko yang akan diganti tidak lama lagi,” ujar Andi Arief.

Andi Arief pun keheranan dengan cara Ruhut yang ingin sekali mengejar ambisinya jadi pejabat di istana dan menggantikan Moeldoko tidak wajar.

“Udah gila kan, Ruhut mau mengudeta Pak Moeldoko dengan cara ini,” ujar dia.

---------------

Load More