Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 31 Juli 2021 | 10:39 WIB
Ruhut Sitompul di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

“Ngabalin cantolannya adalah Moeldoko, orang-orang seperti ini kalau cantolannya berganti, maka akan cari cantolan baru, saya yakin lihat saja. Ngabalin dia memberikan sering beri statement seolah bela pasang badan pemerintah. Jadi ingin tunjukkan loyalitas. Tapi kalau cantolannya berganti, dia tetap di sana. itulah politikus,” tutur Refly.

Sebelumnya, politikus Partai Demokrat Andi Arief membongkar bahwa seorang politisi PDI Perjuangan sempat meminta untuk bertemu Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan membantunya untuk melengserkan Moeldoko dari jabatannya di istana sebagai Kepala Staf Presiden (KSP).

Pernyataan itu diungkapkan Andi Arief tatkala mengomentari sindirian pedas dari Ruhut Sitompul yang menilai bahwa dia hanya membuat Partai Demokrat hancur.

Menanggapi sindiran pedas tersebut, Andi Arief menjelaskan bahwa sebenarnya Ruhut Sitompul beberapa waktu lalu sempat bertemu dengan anggota DPR RI Demokrat.

Dalam pertemuan itu, Ruhut meminta untuk bertemu dengan AHY dan membantu dirinya untuk menendang Moeldoko dari jabatannya sebagai KSP.

“Ruhut ini dua minggu lalu bertemu dengan salah satu anggota DPR RI Demokrat, dia meminta bertemu Ketum AHY. Dia minta Ketum menitipkan ke Pak Jokowi untuk pengganti Pak Moeldoko yang akan diganti tidak lama lagi,” ujar Andi Arief.

Andi Arief pun keheranan dengan cara Ruhut yang ingin sekali mengejar ambisinya jadi pejabat di istana dan menggantikan Moeldoko tidak wajar.

“Udah gila kan, Ruhut mau mengudeta Pak Moeldoko dengan cara ini,” ujar dia.

---------------

Load More