Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Minggu, 11 Juli 2021 | 17:45 WIB
Subhan Zain, seorang penggali makam di Pekanbaru. [Dok. Riauonline]

SuaraRiau.id - Penggali makam jenazah Covid-19 mengeluhkan soal insentif selama empat bulan belum dibayar Pemkot Pekanbaru.

Meski begitu, para penggali kubur korban Covid-19 tetap menjalani tanggung jawabnya memakamkan jenazah pasien Corona.

Hal itu disampaikan salah satu penggali makam bernama Subhan Zain. Ia bersama penggali makam lainnya, tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.

Subhan menceritakan, sejak bulan April 2021, insentif penggali makam Covid-19 belum dibayar Pemkot Pekanbaru.

“Untuk insentif dari bulan April 2021 belum cair, masuk empat bulan. Kemarin itu dibayar dari bulan Oktober 2020 sampai Maret 2021 kira-kira Rp 15 juta,” terang Subhan dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com pada Minggu (11/7/2021).

Ia mengungkapkan bahwa setiap harinya ada empat jenazah Covid-19 yang harus ia makamkan.

“Tiap hari minimal ada empat yang dimakamkan, kalau hari ini ada empat sekali datang. Tadi sudah disiapkan enam lubang makam. Dalam satu hari itu biasanya kita siapkan tujuh lubang makam,” tuturnya.

Setiap harinya, lima orang penggali makam korban Covid-19 harus siap siaga jika sewaktu-waktu mobil ambulans tiba membawa jenazah Covid-19 ke TPU.

“Sering kami menguburkan dalam kondisi hujan, sekarang penggali yang aktif ada lima orang. Kita kerja di sini siang dan malam 24 jam harus standby,” kata Subhan.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa sejak pandemi Covid-19 muncul di Riau, sudah lebih dari satu hektare lahan digunakan untuk makam korban Covid-19 di kawasan TPU Tengku Mahmud.

“Untuk lahan di sini sudah terpakai lebih dari satu hektar,” pungkasnya.

Dirinya berharap kepada Pemkot Pekanbaru untuk lebih memerhatikan nasib para penggali makam Covid-19.

“Harapannya mudah-mudahan insentif lebih lancar, karena sekarang hampir semua belum dibayar insentifnya, untuk kebutuhan sehari-hari mau tidak mau harus dicukupkan, sedangkan kebutuhan vitamin tidak tercukupi,” ungkapnya.

Load More