Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 06 Juli 2021 | 10:14 WIB
Presiden Jokowi. [Biro Pers Istana/Antara]

“Dan kehidupan politik resah tentu akan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi, kalau sosial-ekonomi resah, rakyat resah itu salah satu pintu besar menyebarnya Covid-19,” sambung dia.

HNW pun menyebut bahwa manuver politik yang ia maksud, antara lain wacana penambahan masa jabatan presiden, wacana referendum, hingga wacana dekrit presiden.

Ia mengingatkan bahwa manuver-manuver tersebut adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan konstitusi.

“Karena sekali lagi, reformasi dulu salah satu tuntutannya adalah amandemen UUD dan terutama sekali yang diamandemen adalah masa jabatan presiden supaya tidak terjadi seperti di Orde Baru, Orde Lama,” kata HNW.

“Berkepanjangan kekuasaan di tangan satu orang presiden yang kemudian menghadirkan otoritarianisme, bahkan KKN, kemudian dikoreksi dengan reformasi,” lanjutnya.

Lebih jauh, HNW bahkan dengan terang-terang menyebut nama orang yang bermanuver tersebut.

“Kan sudah jelas, kan mereka munculkan sendiri di NTT dibentuk panitia untuk referendum, kemudian yang mengusulkan wacana itu sekretariat nasional, yang mengusulkan dekrit Pak Arief Poyuono sendiri yang ngomong,” kata HNW.

“Jadi nggak ada yang kemudian ditutupi atau kemudian seolah-olah itu fiktif saja,” sambungnya.

Load More