Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 04 Mei 2021 | 12:27 WIB
Kisah mualaf Koh Hanny Kristianto. [Instagram/@hannykristianto]

SuaraRiau.id - Jalan hidayah seorang mualaf bernama Koh Hanny Kristianto menarik untuk disimak. Ia dulu seorang non muslim yang awalnya benci Islam kemudian berbalik mencintai Islam.

Kisah mualaf Koh Hanny Kristianto ketika masuk Islam mengalami gejolak. Koh Hanny Kristianto, seorang keturunan China memutuskan masuk Islam pada 2013.

Kala itu, Hanny dibenci keluarga sendiri, dicaci maki komunitas, namun keteguhan iman dan berislam akhirnya membuat lingkungan yang membencinya akhirnya mulai melunak. Mereka menerima keputusan keyakinannya.

Koh Hanny Kristianto masuk Islam pada usia 36 tahun. Sebelum memutuskan menjadi mualaf, Koh Hanny merupakan penginjil yang benci Islam.

Kebenciannya pada Islam akhirnya menggerakkan dia untuk mempelajari Alquran dan Islam, hingga akhirnya dia terbuka dengan kebenaran Islam.

Dalam wawancara di kanal Youtube Cinta Quran TV, Koh Hanny membagikan perjalanan spiritualnya.

“Saya masuk Islam karena benci Islam. Makanya kalau benci Islam jangan setengah-setengah, full bencinya jadi tahu jeleknya di mana dan kebenaran Islam ada di Alquran,” ujar Koh Hanny dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Selasa (4/5/2021).

Koh Hanny mengaku ada hikmah dia dicaci dan dibenci lingkungan terdekatnya karena masuk Islam. Dengan menerima sikap itu, Koh Hanny mengaku akhirnya mendapatkan betul nikmat Islam dan hidayah dari Allah.

“Saya dulu pemikul salib, jual harta untuk Yesus kalau sekarang sama jual harta untuk Allah,” kata pria asalnya dari Yogyakarta itu.

Ia mengatakan banyak kisah dalam hijrahnya jadi mualaf. Namun yang prinsip dari perjalanan itu adalah dia menemukan Islam merupakan agama paling benar.

“Saya bersyukur ketika saya masuk Islam ada yang memusuhi menjahati. Kalau saya nggak pernah merasakan terhina dihinakan bagaimana saya tahu kasih sayang Allah,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama, ia mengisahkan dulunya dia adalah pengusaha yang merantau d Kalimantan. Awalnya dia mengenal dan mendalami Islam awalnya dari coba-coba gitu, apalagi dia adalah penginjil gitu.

Kala itu dirinya penasaran, misalnya dalam agama sebelumnya kan mengimani Yesus sebagai roh kudus. Nah ternyata setelah memelajari Alquran, roh kudus itu bukan adalah Malaikat Jibril.

Sebagai penginjil, Koh Hanny terdorong untuk menemukan apa kelemahan Alquran. Dia mencoba menemukan kontraksi dalam Alquran. Hasilnya, Koh Hanny malah menemukan, bahwa Alquran tak ada kontradiksinya.

Ia pun kemudian mantap mengucapkan dua kalimat syahadat di Mojokerto, Jawa Timur pada Februari 2013.

Load More