Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 16 Februari 2021 | 10:57 WIB
Iustrasi Bendera Kuomintang. [Wikipedia]

Tak hanya di Bagansiapiapi saja terjadi insiden pengibaran bendera. Di Kubu, orang-orang China ternyata sudah terlebih dahulu mengibarkan bendera mereka Kuomintang, dibandingkan merah putih.

Rakyat serentak menurunkan bendera tersebut dan mengibarkan sang saka Merah Putih di kantor Camat Kubu, 1 Januari 1946. Semula ada kesepakatan dengan pihak China Kuomintang, boleh mengibarkan bendera Bintang Dua Belas (Cap Ji Kak) milik mereka, namun berdampingan dengan bendera Merah Putih.

Sayangnya, kesepakatan itu diingkari mereka dengan tetap mengibarkan bendera Kuomintang tanpa Merah Putih. Ini jelas menyinggung dan membuat emos para pemuda tang tergabung di di BKR darat dan Laut.

Ahmad Yusuf dkk dalam bukunya Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 Buku I, menceritakan insiden penurunan disertai perobekan bendera Kuomintang oleh pemuda.

Peristiwa ini membuat Bagansiapi-api mencekam, masing-masing pihak berada di tempatnya. Orang China terkonsentrasi di Bagan Kota (Jalan Perdagangan dan Perniagaan sekarang hingga pelabuhan).

Dengan demikian mereka menguasai pusat kota dan pintu pelabuhan arah ke laut (Pulau Lalng dan Selat Malaka). Sedangkan pihak Indonesia terkonsentrasi di pinggir kota arah ke darat kemudian dikenal saat ini dengan Jalan Pahlawan dan sekitarnya, Bagan Jawa dan Bagan Punak.

Pengibaran bendera Kuomintang inilah kemudian dikenal dengan Peristiwa Bagansiapiapi I dipicu tewasnya Kapitan China akibat pengibaran bendera Kuomintang di rumah-rumah orang China tanpa didampingi bendera Merah Putih. Peristiwa berdarah Bagansiapiapi I ini dikemudian disusul Bagansiapiapi II beberapa bulan kemudian.

Load More