Usai itu, datang perwakilan orang-orang China ke kantor wedana untuk menemui Mas Slamet. Ketika itu, Mas Slamet masih duduk bersama anggota Badan Aksi Kemerdekaan. Utusan itu sampaikan, Opsir Inggris ingin ketemu.
Lalu disepakati, Mas Slamet menerima undangan tersebut dan melangkah menuju rumah kapitan China itu, Di sana, Opsir Inggris ini mengajak Mas Slamet menaiki kapal mereka di pelabuhan.
Di atas kapal, Mas Slamet ditanyakan mengenai pemerintahan dan siapa sedang berkuasa. Mas Slamet menjawab, pemerintahan di Selatpanjang sudah ada, yaitu Pemerintahan Republik Indonesia dengan pusat Keresidenan di Pekanbaru dan A Malik sebagai Residen Riau.
Selama Mas Slamet di atas kapal Inggris, warga pribumi dan China Selatpanjang berkumpul di sekitar pelabuhan dan jalan besar, mulai di depan tao pa kong hingga ke rumah Kang Tjoang Pa. Penduduk China waktu itu mengatakan, Mas Slamet pasti dibawa tentara Inggris.
Dugaan itu ternyata meleset, Mas Slamet keluar dari kapal dan menemui teman-teman seperjuangannya. Kesimpulannya, jika hari itu, 17 Oktober 1945, tak dikibarkan dan dinaikkan bendera Merah Putih, maka dipastikan Inggris membonceng Belanda akan membuat pemerintahan baru di Selat Panjang. Tentu pemerintahan tersebut didukung penuh oleh pendudukan China yang merasa negaranya telah menang perang melawan Jepang.
3. Bagansiapiapi
Akhir Agustus 1945, di Bagansiapiapi, kini ibu kota Rokan Hilir (Rohil) telah beredar berita tentang Proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Berita ini dibawa oleh orang-orang berdatangan dari Medan, Pekanbaru dan Payakumbuh.
Pembawa berita itu antara lain M Idrus, Nahar Siddik, Boengsu, A Karim Said, dan lain-lain. Ini diiringi pengibaran bendera merah putih di Kantor Pos (PTT) Bagansiapiapi oleh M Daud dan M Nur, dua pegawai PTT.
Dengan berkibarnya bendera Merah Putih ini, orang-orang China yang ada di Bagansiapi-api juga ikut-ikutan mengibarkan bendera Kuomintang di setiap kedai, dan rumah mereka.
"Orang China mengatakan, nanti akan mengoper pemerintah Jepang adalah tentara China, karena China negara anggota Sekutu, pemenang perang kalahkan Jepang," seperti tertulis dalam buku Sejarah Lokal Riau ditulis Suwardi MS dan dua rekan lainnya.
Berkibarnya bendera Kuomintang China ini ternyata membakar emosi dan kemarahan pemuda di Bagansiapi-api. Mereka menentang perbuatan tersebut. Kemarahan para pemuda ini dapat disabarkan oleh tokoh tua, seperti BA Muchtar dan Dulah Usman.
Berita Terkait
-
Demi Kalahkan Timnas Indonesia, Pemain China Digembleng Ala Shaolin Soccer
-
Ulasan Film No More Bets: Jerat Penipuan Online dan Perdagangan Manusia
-
Mirisnya Pabrikan Asal China Ini di Indonesia, Beberapa Produknya Tak Laku Di 2025
-
Elkan Baggott Kembali Bawa Kejutan, Tersedia untuk Timnas Indonesia vs China dan Jepang
-
Makin Panas, Kapal Buatan China Bakal Dikenakan Tarif Tinggi Oleh Trump
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Link DANA Kaget Gratis, Tambahan Modal Jalan-jalan Liburan Akhir Pekan
-
Sambut Hari Kartini, PNM Dukung Perempuan Sehat dan Mandiri sebagai Pilar Indonesia Emas 2045
-
Survei RiauOnline Ungkap Kemampuan Agung Nugroho-Markarius Anwar Pimpin Pekanbaru
-
Fakta-fakta Viral Dugem di Sel: 14 Tahanan Diperiksa hingga Kepala Rutan Pekanbaru Dicopot
-
Kesempatan Ditransfer Ratusan Ribu, Buruan Ambil DANA Kaget Kamis 17 April 2025