Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 16 Februari 2021 | 10:57 WIB
Iustrasi Bendera Kuomintang. [Wikipedia]

Usai itu, datang perwakilan orang-orang China ke kantor wedana untuk menemui Mas Slamet. Ketika itu, Mas Slamet masih duduk bersama anggota Badan Aksi Kemerdekaan. Utusan itu sampaikan, Opsir Inggris ingin ketemu.

Lalu disepakati, Mas Slamet menerima undangan tersebut dan melangkah menuju rumah kapitan China itu, Di sana, Opsir Inggris ini mengajak Mas Slamet menaiki kapal mereka di pelabuhan.

Di atas kapal, Mas Slamet ditanyakan mengenai pemerintahan dan siapa sedang berkuasa. Mas Slamet menjawab, pemerintahan di Selatpanjang sudah ada, yaitu Pemerintahan Republik Indonesia dengan pusat Keresidenan di Pekanbaru dan A Malik sebagai Residen Riau.

Selama Mas Slamet di atas kapal Inggris, warga pribumi dan China Selatpanjang berkumpul di sekitar pelabuhan dan jalan besar, mulai di depan tao pa kong hingga ke rumah Kang Tjoang Pa. Penduduk China waktu itu mengatakan, Mas Slamet pasti dibawa tentara Inggris.

Dugaan itu ternyata meleset, Mas Slamet keluar dari kapal dan menemui teman-teman seperjuangannya. Kesimpulannya, jika hari itu, 17 Oktober 1945, tak dikibarkan dan dinaikkan bendera Merah Putih, maka dipastikan Inggris membonceng Belanda akan membuat pemerintahan baru di Selat Panjang. Tentu pemerintahan tersebut didukung penuh oleh pendudukan China yang merasa negaranya telah menang perang melawan Jepang.

3. Bagansiapiapi
Akhir Agustus 1945, di Bagansiapiapi, kini ibu kota Rokan Hilir (Rohil) telah beredar berita tentang Proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Berita ini dibawa oleh orang-orang berdatangan dari Medan, Pekanbaru dan Payakumbuh.

Pembawa berita itu antara lain M Idrus, Nahar Siddik, Boengsu, A Karim Said, dan lain-lain. Ini diiringi pengibaran bendera merah putih di Kantor Pos (PTT) Bagansiapiapi oleh M Daud dan M Nur, dua pegawai PTT.

Dengan berkibarnya bendera Merah Putih ini, orang-orang China yang ada di Bagansiapi-api juga ikut-ikutan mengibarkan bendera Kuomintang di setiap kedai, dan rumah mereka.

"Orang China mengatakan, nanti akan mengoper pemerintah Jepang adalah tentara China, karena China negara anggota Sekutu, pemenang perang kalahkan Jepang," seperti tertulis dalam buku Sejarah Lokal Riau ditulis Suwardi MS dan dua rekan lainnya.

Berkibarnya bendera Kuomintang China ini ternyata membakar emosi dan kemarahan pemuda di Bagansiapi-api. Mereka menentang perbuatan tersebut. Kemarahan para pemuda ini dapat disabarkan oleh tokoh tua, seperti BA Muchtar dan Dulah Usman.

Load More