SuaraRiau.id - Masyarakat asli Suku Sakai di Bathin Sobanga Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis menggeluti mata pencaharian di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.
Hal itu dikatakan Ketua Adat Suku Sakai, Bathin Sobanga, Muhammad Nasir. Menurutnya, jumlah masyarakat Suku Sakai Bathin Sobanga 99 persen suku asli yang sudah menetap hampir 30 tahun di sini dan jumlahnya mencapai 500 warga.
"Kalau jumlah warga ada 170 KK, jumlah jiwa hampir 500 warga, semua masih asli orang suku sakai, 99 persen," kata Muhammad Nasir, kepada Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Kamis (28/1/2021).
Menurutnya sampai saat ini masyarakat Suku Sakai masih memegang teguh adat istiadat yang menjadi jati diri Suku Sakai, seperti hukum adat yang masih dilestarikan.
"Iya, kalau adat istiadat masih kita pegang kukuh, karena inikan merupakan jati diri kita, hukum tetap berlaku disini, dan kita lestarikan," ungkapnya.
Ia mencontohkan, seperti perkelahian.
"Itu tentu kita selesaikan secara adat, begitu juga dengan tata cara perkawinan, bersosialiasai dengan masyarakat tetap kita kemukakan budaya kita," sambungnya.
Tidak hanya itu, lanjut Nasir, pada prinsipnya di dusun ini tetap memegang teguh adat istiadat dalam menyelesaikan perkara.
"Kembali kepada prinsipnya untuk disebuah dusun ini, kita kembali pada adat istiadat itu, dalam menyelsaikan perkara, semua masalah, dengan menggunakan adat, termasuk ekonomi, berbasiskan adat," terang dia.
Tersisa 240 hektare
Nasir pun menceritakan sudah 30 tahun menjaga hutan adat sisa-sisa dari Hutan Tanaman Industri (HTI), hingga saat ini masih dimanfaatkan untuk kegunaan obat-obatan.
"Masyarakat adat tetap menjaga rapi hutan adat, masyarakat tetap mengadakan kegiatan pertanian, perternakan, perikanan, untuk sementara hutan adat ini kita jaga dengan baik, selain dari pada kegunaan untuk obat-obatan," katanya.
Nasir menuturkan, hutan adat yang hanya tersisa kurang lebih 240 hektare ini sudah 30 tahun dijaga dengan baik.
"Hutan yang kita jaga sudah hampir 30 tahun, sisa-sisa dari pada HTI, itu kita pertahankan," ujarnya.
Pihaknya berharap agar negara dapat memberikan pengakuan secara administrasi terhadap hutan adat Suku Sakai Bathin Sobanga.
"Harapan kita besar sekali setelah mendapatkan pengakuan oleh negara, kita harus manfaatkan secara ekonomi, tentu harus kita usahakan dengan baik," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Kampung Kuta, Salah Satu Penjaga Hutan Adat Terakhir di Jawa Barat
-
Terinspirasi Kampung Adat Kuta, Raja Juli Bentuk Tim Super untuk Kepastian Hukum Hutan Adat
-
Hati-hati Beli Perhiasan, Petani hingga Buruh Sawit Tertipu Emas Palsu
-
Demi Masa Depan Anak Cucu, Warga Knasaimos Desak Pengakuan Hutan Adat
-
Hutan Adat Terancam: Izin Konsesi Kayu Menggerogoti Identitas Masyarakat Mentawai
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Bocoran Realme C85 Pro: Baterai Tahan Lama, Tangguh dan Ramah di Kantong
-
3 Kijang Innova Bekas Mulai 70 Jutaan, Kabin Nyaman Angkut Keluarga Besar
-
6 Model Xenia Bekas 70 Jutaan Incaran Keluarga Muda, Serba Hemat dan Bersahabat
-
4 Rekomendasi Mobil Bekas 30 Jutaan Terbaik 2025, Irit Bensin dan Lincah
-
8 Mobil Bekas 30 Jutaan Tangguh Tahun 2025, Kendaraan Lawas Aura Tetap Berkelas