SuaraRiau.id - Persoalan sampah di Kota Pekanbaru belum juga tuntas. Meskipun Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru telah turun tangan, namun lagi-lagi persoalan itu kembali terjadi.
DLHK Pekanbaru bersama dengan pemerintah kecamatan hingga kelurahan bahu membahu membersihkan sampah yang telah menggunung sejak awal tahun 2021.
Krisis sampah ini terjadi lantaran kontrak kerjasama dengan pihak ketiga sebagai pengelola sampah berakhir pada Desember 2020.
Di Pasar Pagi Arengka Pekanbaru, sampah-sampah rumah tangga itu kembali menumpuk. Seperti biasanya, warga kembali mengeluhkan kondisi tersebut.
"Sampahnya menumpuk lagi, kemarin sempat dibersihkan oleh petugas, ya namanya dekat pasar tiap hari pasti sampah itu bertambah. Tapi aroma busuknya yang kita tidak tahan," kata Annisa, seorang warga Pekanbaru kepada SuaraRiau.id, Senin (11/1/2021).
Pemilik kedai harian yang setiap hari berbelanja di pasar itu mengaku sudah tak heran dengan kondisi sampah yang menumpuk. Sebab ini merupakan persoalan klasik yang telah terjadi beberapa tahun ke belakang.
Sementara di lingkungan warga, tumpukan sampah juga terjadi. Meskipun tidak terlalu banyak, namun hal tersebut rupanya membuat risih warga yang bermukim di kawasan penduduk tersebut.
"Ini sudah beberapa hari sampah kita tak di angkut, semoga persoalan ini segera tuntas," harap Putra Alas, warga Jalan Riau ujung.
Sebagai langkah awal, dia pun membakar sampah-sampah tersebut agar tidak menimbulkan aroma busuk.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Riau, Khairul Amri menyarankan, agar ke depan Pemerintah kota Pekanbaru memiliki skenario yang matang di saat perencanaan pengelolaan sampah tersebut.
"Harus dipikirkan dari sekarang, jangan sampai tahun depan gini lagi, publik menilai nantinya pemko tak bisa belajar dari kejadian lampau. Mestinya di awal perencanaan sudah dirancang skenario apabila ada gate ini, sekarang kontrak habis Desember tapi awal Januari belum jelas," tuturnya.
Diketahui pihak ketiga yang menangani persoalan sampah di Pekanbaru yaitu dua perusahaan swasta yakni PT Godang Tua Jaya dan PT Samhana Indah, di situ ada ratusan warga yang menggantungkan nasib dari tiap tumpukan sampah yang diangkutnya saban hari.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Pekanbaru, produksi sampah di Kota Pekanbaru diperkirakan mencapai 1.000 ton per hari, dimana 800 ton diantaranya dibuang langsung ke TPA Muara Fajar, Kecamatan Rumbai.
Kepala DLHK Kota Pekanbaru Agus Pramono mengatakan, saat ini volume penumpukan sampah sudah berkurang. Dia menyebut penanganan sudah 70 persen.
"Saat ini sudah berkurang. Karena sudah banyak bantuan, RT/RW, kecamatan, OPD, kepolisian, TNI, organisasi masyarakat. Untuk pasar-pasar sudah jauh berkurang juga sampahnya. Kita berterima kasih pada semua pihak yang berpartisipasi membersihkan kota ini," kata Agus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Erick Thohir Angkat Sekjen PSSI Yunus Nusi Jadi Komisaris Angkasa Pura
-
5 Mobil Kecil Murah di Bawah 50 Juta, Hemat Pengeluaran Cocok buat Keluarga Baru
-
Objek Diduga KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan Dekat Jalur Vital Suplai Energi Bali
-
7 Mobil Bekas Murah Favorit Keluarga: Muat Banyak, Irit BBM dan Mudah Perawatan
-
Emas Antam Terbang Tinggi, Harganya Tembus Rp 1.901.000/Gram
Terkini
-
Ada 80 Ribu se-Indonesia, Inilah Lokasi Peluncuran Koperasi Merah Putih di Riau
-
Dikha Bocah Viral Aura Farming Bakal Ramaikan Festival Pacu Jalur Nasional 2025
-
BRI Komitmen Bertransformasi Membangun Masa Depan Perbankan yang Adaptif dan Berbasis Nilai
-
Kasus Korupsi Pelabuhan Penyeberangan Meranti, 3 Tersangka Ditahan
-
Aura Farming Dikha, si Anak Pacu Jalur yang Bikin Budaya Riau Dikenal Dunia