Namun, ada banyak yang bisa dilakukan, salah satunya tetaplah terinformasi. Seseorang bisa mendengarkan saran dan rekomendasi dari pemerintah, saluran berita tepercaya termasuk informasi terbaru dari @WHO di media sosial.
Selain itu, lakukan rutinitas harian atau buat rutinitas baru misalnya bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari, jaga kebersihan diri, konsumsi makanan sehat pada waktu yang teratur, rutin berolahraga, mengalokasikan waktu untuk bekerja dan waktu istirahat dan meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai.
Kontak sosial itu penting. Jika pergerakan dibatasi, tetaplah berhubungan secara teratur dengan orang-orang yang dekat melalui telepon dan saluran online.
Hal lain yang perlu diperhatikan yakni waktu menatap layar gawai. Aturlah berapa banyak waktu yang dihabiskan di depan layar setiap hari dan pastikan beristirahat secara teratur dari aktivitas di layar.
Meskipun game video bisa menjadi cara untuk bersantai, seseorang bisa tergoda untuk menghabiskan lebih banyak waktu memainkannya. Jadi, pastikan untuk menjaga keseimbangan dengan aktivitas off-line dalam rutinitas harian.
Terkait media sosial, sebaiknya gunakan sarana ini untuk mempromosikan cerita positif dan harapan.
Alasan mental bisa terganggu
Pakar kesehatan yang berfokus pada stres dan trauma di The Ohio State University Wexner Medical Center, Ken Yeager mengatakan ada beberapa faktor yang bisa mengganggu kesehatan mental di masa pandemi Covid-19.
Pada orang-orang berusia di atas 75 tahun misalnya, pandemi mewakili risiko nyata pada kesehatan mereka.
Kemudian, bagi mereka yang berusia 56-74 tahun, masalahnya lebih pada apakah mereka bisa pensiun dengan tenang, mengingat terjadinya resesi beberapa waktu terakhir.
"Milenial dan Gen X sedang melihat kembali ke resesi terakhir dan bertanya apakah akan mampu bertahan dari penurunan ekonomi yang mengarah ke depresi dan ketidakpastian ini," tutur Yeager seperti dilansir Healthline.
Sementara itu, para remaja dan berusia lebih muda cenderung merasa cemas karena mereka melihat masa depan yang tidak pasti, termasuk fenomena banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan.
"Banyak yang kehilangan pekerjaan. Tidak diragukan lagi gangguan pandemi menyebar luas. Pendidikan, hubungan, pekerjaan, keuangan, liburan dan keadaan normal semuanya telah ditantang," kata Yeager.
Hal senada juga diungkapkan profesor psikitari epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Karestan Koenen. Menurut dia, kehilangan pekerjaan dapat menyebabkan stresor yang meracuni kesehatan mental, misalnya karena tidak bisa memastikan keamanan stok makanan dan ketidakmampuan untuk membayar tagihan mereka.
"Hilangnya pekerjaan berarti hilang juga pendapatan yang bisa berujung hilangnya hubungan sosial. Anda kehilangan identitas apa pun yang terkait dengan pekerjaan Anda," kata dia seperti dilansir Business Insider.
Sama seperti pakar kesehatan lain, Koenen juga menyarankan Anda melakukan hal positif untuk membantu kesehatan mental Anda, misalnya seperti berjalan-jalan atau bermeditasi.
Tag
Berita Terkait
-
Digital Detox: Cara Sehat Menjaga Keseimbangan Hidup di Era Online
-
Remaja, Mental Health, dan Agama: Saat Dunia Bising, Iman Tempat Kembali
-
Program JKN Bagi Pengobatan Kesehatan Mental: Dosen Ini Paparkan Betapa Besar Manfaatnya
-
Pelihara Hewan: Mood Langsung Happy, Stres Ikut Pergi!
-
Patah tapi Bisa Tumbuh Lagi: 10 Langkah untuk Mulai Sembuh dari Luka Trauma
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Penemuan Jasad Bayi Dalam Kantong Plastik di Kampar, Ada Bekas Gigitan Anjing
-
6 Rekomendasi Mobil Bekas Irit, Aman dan Nyaman untuk Pensiunan
-
Nasib Tragis Remaja di Pekanbaru Diduga Maling Tewas usai Diamuk Warga
-
Tips Membeli Mobil Bekas untuk Wanita Agar Tak Tertipu Penjual Nakal
-
5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru