SuaraRiau.id - Masa pandemi Covid-19 ini tren hobi masyarakat bermunculan. Mulai dari olahraga seperti bersepeda, mengkoleksi tanaman hias dan yang terbaru adalah koleksi ikan hias cupang.
Di Pekanbaru, keberadaan ikan cupang pun sedang naik daun. Hal ini juga membuat para breeder (peternak) cupang bermunculan.
Seperti yang dilakukan Ihksanul Mufqi, seorang tenaga pengajar di MAN 2 Pekanbaru, Riau membudidayakan cupang sejak masa pandemi ini.
"Sejak Mei lalu," jelas Ihksan kepada Suara.com saat ditemui di rumah di Jalan Manggis, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (11/10/2020).
Di depan pekarangan rumah berukuran kurang lebih 5 x 5 meter, terdapat beberapa kotak styrofoam berlapis plastik sebagai tempat ikan-ikan cupang dibudidayakan.
Di antara tempat tersebut, ada yang berisi anakan cupang, ada yang juga berisi cupang betina. Beberapa ekor cupang terlihat di permukaan, beberapa lagi di dasar dan sebagian menyelip di antara tanaman air.
Ihksan kemudian menunjukkan display koleksi ikan cupangnya di rak besi. Akuariaum mini (solitaire) tertata rapi di ruang depan rumahnya. Beberapa menggunakan toples plastik.
Akuarium dan toples itu berisi berbagai jenis cupang, antara nemo dan cupang koi. Memang berwarna-warni badannya. Ukuran badan sekitar 3-4 cm dan kebanyakan sudah dewasa.
Hampir segala warna ada di sana. Setiap warna dan kombinasi warna punya sebutan sendiri.
"Ada cupang galaxy nemo, cupang galaxy koi. Kalau galaxy ada gliter-gliter warna hijau," ucap Ihksan sambil menunjukkan satu per satu jenis cupang koleksinya.
"Kalau yang lebih dari 5 warna namanya cupang multicolor," tambahnya.
Di antara akuarium mini dan toples juga berisi rendaman daun ketapang yang membuat air jadi kecoklatan. Rupanya karena habitat cupang di tempat air gambut berwarna kecoklatan. Cupang lebih nyaman dengan kondisi seperti itu dan membantu menetralkan kadar pH dalam air.
Di rak bawah ada baskom plastik berisi anakan cupang, kecil-kecil sekali. Kalau pandangan tak fokus maka hanya terlihat air saja.
"Nah kalau yang itu baru usia lima hari. Pakannya masih kutu air," jelasnya sambil menyenter ke arah baskom tersebut.
Ihksan mengaku beberapa kali juga gagal membesarkan anakan, ada yang dimakan indukan jantan dan ada yang mati. Kondisi yang paling sulit mengawinkan adalah sewaktu musim hujan, karena air dan suhu jadi dingin.
Berita Terkait
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Geledah Dinas Pendidikan Riau, KPK Cari Jejak Bukti Korupsi di Balik Kasus Pemerasan Gubernur
-
Usai BPKAD, Giliran Dinas Pendidikan Riau Digeledah KPK, Dokumen Apa yang Dicari?
-
KPK Geledah Kantor Dinas PUPR Riau, Dokumen Pergeseran Anggaran Disita
-
KPK Klarifikasi, Tidak Ada Penggeledahan Mobil Plt Gubernur dan Sekda Riau
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
BRI Dorong Pertumbuhan UMKM Melalui KUR Triliunan Rupiah
-
3 Rekomendasi Mobil Bekas Nyaman dan Ideal untuk Antar-Jemput Anak Sekolah
-
8 Mobil Kecil Bekas Tampilan Sporty, Paket Hemat untuk Budget Pas-pasan
-
Anggota Polisi di Indragiri Hulu Dipecat Gara-gara Pakai Narkoba
-
5 Mobil Bekas Paling Nyaman di Indonesia, Referensi Terbaik Keluarga