SuaraRiau.id - Saat ini kondisi kerajinan batik khas Melayu Riau memprihatinkan. Pasalnya, di Kota Pekanbaru (Ibu Kota Provinsi Riau) hanya tersisa dua perajin yang masih aktif.
Dua perajin yang membuat batik Melayu Riau, yaitu di Galeri Semat Tembaga di Jalan Kuantan VII.
Di sana perajin membuat batik tulis dengan canting, di antaranya ada motif batik tabir dan tabur.
Kerajinan batik Melayu Riau juga dibuat oleh sejumlah perajin di Gedung Dekranasda Riau di Jalan Sisingamangaraja. Namun, di tempat itu tidak lagi memproduksi batik karena tidak ada perajinnya.
Baca Juga: Sempat Viral, Inilah Motif Ayah Cabut Kuku Kaki Anak Sendiri
Sementara galeri lainnya yang menjual batik khas Riau, memproduksi batik di Jawa dan menjualnya lagi di Pekanbaru.
"Sekarang kami hanyatinggal berdua, sebelumnya banyak waktu pertama berdiri sampai 20-an (orang) masih gadis-gadis jadi masih aktif. Setelah nikah, berumah tangga, urus anak jadi berhenti," kata salah seorang perajin batik Panca dilansir dari Antara, Sabtu (3/10/2020).
Ia menilai generasi muda juga sangat rendah minat untuk menekuni tradisi membatik. Pemilik Galeri Semat Tembaga, Encik Amrun Salmon termasuk salah satu pelopor batik Melayu Riau sudah membuka peluang bagi siapapun yang ingin belajar membatik.
Encik Amrun Salmon belum lama ini mengadakan pelatihan membatik untuk 10 orang anak muda.
Setelah pelatihan selama satu minggu, lanjutnya, hanya satu orang yang masih mau meneruskan ilmu yang didapatkannya.
Baca Juga: Koalisi Berkelanjutan, Cara CSO Kawal Isu Lingkungan di Pilkada Riau
"Di sanggar ini ada pelatihan-pelatihan untuk siapa yang mau boleh belajar, tapo minat anak muda di sini kuranng, sangat kurang," katanya.
Panca berharap, ke depan generasi muda bisa ikut melestarikan tradisi batik Melayu Riau. Ia mengakui profesi perajin batik butuh kesabaran dan ketelatenan tersendiri.
"Harapannya mudah-mudahan generasi muda ini mau turut mengembangkan budaya batik kita. Kerja ini memang sangat rumit, perlu ketelatenan, kesabaran. Anak muda sekarang maunya yang cepat, yang banyak gaji. Kalau membatik ini perlu kesabaran yang tinggi. Kalau salah diulang warnanya, tergantung kainnya juga, dan begitu selesai ada kepuasan batin tersendiri," katanya.
Proses pembuatan batik tulis khas Melayu Riau tergantung motif yang dibuat. Motif yang sederhana bisa diselesaikan dalam 1-2 hari, namun untuk yang rumit bisa sampai 15 hari.
Harga kain batik juga bervariasi tergantung tingkat kesulitan pembuatannya, yakni berkisar Rp300 ribu hingga Rp700 ribu per helai.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
6 Warga Jadi Tersangka Perusakan Aset Perusahaan Imbas Konflik Lahan di Siak
-
3 Link DANA Kaget Khusus Akhir Pekan, Cuan Tambahan Senilai Rp345 Ribu
-
Konflik Lahan Warga vs PT SSL, Jikalahari Minta Bupati Siak Cabut Izin Perusahaan
-
Polemik Koperasi Sawit, Emak-emak Bawa 'Keranda Jenazah' di Pengadilan Tinggi Riau
-
Siak Memanas Dipicu Konflik Lahan, Massa Bakar Kendaraan dan Rumah Karyawan