Bocah SD Meninggal Diduga Di-bully, Dinas Pendidikan Pekanbaru Bikin Tim Investigasi

Tim investigasi tengah mengumpulkan keterangan dari wali kelas, guru hingga teman-teman sekelas korban.

Eko Faizin
Rabu, 03 Desember 2025 | 14:42 WIB
Bocah SD Meninggal Diduga Di-bully, Dinas Pendidikan Pekanbaru Bikin Tim Investigasi
Bocah SD Meninggal Diduga Di-bully, Dinas Pendidikan Pekanbaru Bikin Tim Investigasi [Shutterstock]
Baca 10 detik
  • Dinas Pendidikan Pekanbaru bentuk tim investigasi kasus bully bocah SD.
  • Kasus dugaan bullying berujung kematian mencuat setelah keluarga menunjuk kuasa hukum.
  • Pihak keluarga mengungkapkan anaknya juga pernah menjadi korban kekerasan di sekolah.

SuaraRiau.id - Murid kelas 6 SD Negeri 108 Pekanbaru, MAR meninggal diduga karena mendapat bullying (perundungan) oleh teman sekelasnya.

Dinas Pendidikan Pekanbaru membentuk tim investigasi untuk mengusut dugaan perundungan atau bully yang mengakibatkan meninggalnya bocah SD tersebut.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru, Masykur Tarmizi mengatakan, pembentukan tim khusus ini sebagai tindak lanjut arahan Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho.

"Kita sudah bentuk tim dan tim sudah bekerja, turun ke sekolah, mewawancarai para pihak. Kita tunggu laporan lengkap dari tim ini," katanya dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Rabu (3/12/2025).

Masykur menyampaikan bahwa tim investigasi tengah mengumpulkan keterangan dari wali kelas, guru, hingga teman-teman sekelas korban.

"Banyak informasi yang kami dapat. Tunggu saja hasil tim, ya," ujarnya.

Diketahui, kasus dugaan bullying berujung kematian ini mencuat setelah keluarga menunjuk kuasa hukum untuk mengusut dugaan kekerasan yang dialami korban.

Peristiwa yang diduga memicu kritisnya MAR terjadi ketika korban mengikuti kegiatan belajar kelompok di dalam kelas. Saat itu, seorang murid berinisial FT disebut tiba-tiba menendang kepala korban.

Aksi itu dilaporkan murid lain berinisial ARK kepada wali kelas, namun respons yang diterima hanya, "tunggu".

Sepulang sekolah, korban menangis dan mengaku tidak mau kembali ke sekolah karena mengalami aksi bullying.

Keesokan harinya, MAR diduga mengalami gangguan pada bagian kepala. Keluarga, yang terkendala biaya, sempat membawa korban ke pengobatan alternatif sebelum diarahkan untuk berobat ke fasilitas kesehatan.

Namun, upaya itu tidak menyelamatkan MAR. Bocah itu mengembuskan napas terakhir pada Minggu sekitar pukul 02.00 WIB saat keluarga tertidur.

Pihak keluarga mengungkapkan bahwa MAR sebelumnya juga pernah menjadi korban kekerasan di sekolah.

Pada Oktober 2025, korban diduga dipukuli oleh murid lain, hingga harus dirawat di rumah sakit selama satu minggu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini