Saatnya Manggala Agni Tak Hanya Memadamkan Karhutla

Punya tugas juga melakukan pendampingan terhadap MPA di desa-desa.

Eko Faizin
Minggu, 13 Juli 2025 | 08:23 WIB
Saatnya Manggala Agni Tak Hanya Memadamkan Karhutla
Manggala Agni memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). [Dok Sogiat, Manggala Agni Daops Siak]

SuaraRiau.id - Manggala Agni menjadi tim garda terdepan yang mempunyai peran penting dalam proses memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Atas fungsi pentingnya itu, Proyek Community Movement Program on Forest and Land Fire Prevention (CMP Project, kerjasama Kemenhut - JICA) menggelar program peningkatan kapasitas staf Manggala Agni di Pekanbaru pada 12-13 Juli 2025.

Penguatan kapasitas tersebut untuk memperluas fungsi Manggala Agni agar membangun kesadaran dan pendampingan terhadap masyarakat di wilayah rawan kebakaran lahan.

National Coordinator CMP Project Kemenhut-JICA, Anung Kurniawan menjelaskan bahwa acara ini untuk menguatkan peran Manggala Agni terhadap Masyarakat Peduli Api (MPA) di wilayah desa.

Baca Juga:10 Kabupaten-Kota di Riau Resmi Berstatus Siaga Karhutla

Manggala Agni yang selama ini bertugas mencegah dan memadamkan karhutla, punya tugas juga melakukan pendampingan terhadap MPA di desa-desa.

"Untuk di awal ini, pendampingan Manggala Agni menggali permasalahan dan potensi yang ada di masyarakat desa," kata Anung, Sabtu (12/7/2025).

Ada tiga desa di Riau yang menjadi pilot project atau percontohan yakni Desa Gurun Panjang Dumai, Desa Tanjung Leban Bengkalis dan Desa Tanjung Medang Kepulauan Meranti.

Anung mengungkapkan dari tiga desa tersebut berbeda-beda dari secara budaya, masyarakat, suku sampai sumber daya sehingga pendekatannya pun berbeda.

"Nah, tugas Manggala Agni juga melakukan pendekatan dengan menggali informasi terkait kebutuhan MPA," ujarnya.

Baca Juga:Delapan Daerah di Riau Sudah Tetapkan Siaga Darurat Karhutla

Tiga desa ini mempunyai potensi sumber daya yang berbeda, misalnya Desa Tanjung Medang memiliki 900 hektare lahan gambut yang didominasi kebun kelapa.

Karena perbedaan itu, menurut Anung, mungkin hasilnya akan berbeda dan kegiatan MPA menjadi berbeda-beda tergantung kebutuhan.

Dia mengungkapkan jika pendampingan yang dilakukan Manggala Agni saat ini untuk menggali potensi masyarakat desa agar para sukarelawan MPA mengalami peningkatan secara ekonomi.

Dengan demikian anggota MPA selain membantu dalam pengendalian karhutla utamanya pada pencegahannya juga bisa mandiri secara ekonomi dan sejahtera.

"Tujuan akhirnya pendampingan ini adalah kemandirian dalam segi pengendalian karhutla dan mandiri secara ekonomi serta kesejahteraan masyarakat desa," ungkap Anung.

Sementara Chief Advisor CMP Project JICA, Kubo Hideyuki menjelaskan jika JICA atau Japan International Cooperation Agency merupakan organisasi yang didirikan pemerintah Jepang untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang.

"Tujuan JICA membangun sumber daya manusia di negara berkembang, membantu dalam kebijakan pembangunan negara berkembang," sebut pria Jepang itu.

Kubo menuturkan lembaganya membantu pengembangan pemerintah dengan memberikan bantuan teknis dan dana yang tidak mengikat untuk penelitian dan pelaksanaan pembangunan.

"Selain itu mendukung SDGs (Sustainable Development Goals)," sebut dia.

Dalam hal lingkungan, kegiatan JICA meliputi kehutanan yang sudah bekerja sama sejak lama dengan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kehutanan (Kemenhut).

Diketahui, program peningkatan kapasitas diikuti tim Manggala Agni Daerah Operasi Siak dan Daerah Operasi Dumai yang berada di tiga desa yakni Desa Gurun Panjang, Desa Tanjung Leban dan Desa Tanjung Medang.

Kegiatan Review dan Evaluasi Pelaksanaan Participatory Learning And Action (PLA) Tim Fasilitator Manggala Agni di Riau.

Tentang Manggala Agni

Manggala Agni adalah organisasi tingkat nasional yang bertugas di bidang pengendalian karhutla dan berada di bawah koordinasi Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan, Kementerian Kehutanan. Secara regional Manggala Agni yang bertugas di Pulau Sumatera berada di bawah koordinasi Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sumatera.

Manggala Agni bertugas menangani karhutla yang umumnya terjadi di musim kemarau panjang pada lahan kering.

Salah satu penyebab karhutla adalah pembukaan lahan untuk pertanian dengan cara membakar hutan atau lahan yang kemudian api menyebar tak terkendali ke wilayah sekitarnya.

Manggala Agni melakukan tindakan preventif dalam bentuk kunjungan, sosialiasi serta edukasi akan dampak kebakaran hutan dan lahan kepada warga.

Tim pemadam karhutla ini juga membentuk dan membina organisasi sukarelawan bernama Masyarakat Peduli Api (MPA) di berbagai desa yang rawan untuk memberikan pembekalan serta meningkatan kepedulian masyarakat dalam menanggulangi karhutla.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini