SuaraRiau.id - Kondisi masyarakat Siak menjelang pemungutan suara ulang (PSU) Bupati dan Wakil Bupati periode 2024-2029 semakin memanas. Diketahui, pencoblosan ulang itu akan digelar 22 Maret 2025.
Tim pasangan calon (paslon) 02 dan tim paslon 03 ramai-ramai mendatangi Desa Buantan Besar yang menjadi salah satu lokasi PSU.
Hal itu bermula saat beredar video calon Bupati Siak nomor urut 02 Afni yang diundang warga buka puasa bersama di rumah Dewi, tiba tiba didatangi seorang lelaki yang disinyalir tim paslon nomor urut 03, Alfedri-Husni.
![Tempat pemungutan suara ulang (PSU) di Kampung Jayapura, Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/07/54983-tempat-pemungutan-suara-ulang-psu.jpg)
Lelaki itu diketahui bernama Darwis, warga Buantan Besar.
Baca Juga:Bukti Dugaan Bagi-bagi Uang Paslon 03 Diserahkan Warga ke Bawaslu Siak
Dalam video yang viral di media sosial, tampak Darwis mengabadikan Afni dan warga setempat yang sedang berbuka puasa. Kedua pihak pun nampak saling memvideokan.
Tampak Afni dan tim paslon 03 beradu argumen. Afni juga meminta orang kepercayaannya mengambil video Darwis yang merangsek masuk, dengan cara cara yang mencengangkan.
Dikatakan Dewi selaku tuan rumah yang mengundang Afni berbuka puasa bersama dan datang ke Buantan Besar lantaran dirinya mengundang untuk berbuka puasa bersama.
"Saya yang mengundang buk Afni untuk berbuka puasa di rumah saya. Karena soal pilihan hati kan masing masing. Saat hendak berbuka tiba-tiba Darwis datang langsung memvideokan Buk Afni dan marah-marah. Sontak, kami semua terkejut," ungkap Dewi ditemui Suara.com, Kamis (13/3/2025) malam.
Ditambahkan Dewi, sejak awal mengajak Afni sudah diingatkan Afni perihal tidak boleh berkampanye. Namun, sambung Dewi, ia menjelaskan tidak ada kampanye hanya berbuka puasa bersama dan bersilahturahmi.
Baca Juga:Dugaan Cawe-cawe Pejabat hingga Politik Uang di PSU Siak, Bawaslu Harus Tegas
"Kan tak mungkin buka piasa sama saya dan suami saya saja, saya ajaklah tetangga kiri kanan saya untuk bersama," ungkapnya.
"Dalam pertemuan tersebut tidak ada Buk Afni berkampanye. Dan saya pun sudah diingatkan Buk Afni sejak ia saya undang bahwa tidak boleh berkampanye. Makanya kami semua hanya berbuka puasa biasa saja sambil silahturahmi," sambung Dewi.
Ia menjelaskan, Darwis datang dengan emosi dengan alasan Afni tidak boleh kampanye ke rumah warga.
"Alasan Darwis datang marah-marah karena menuduh Buk Afni kampanye. Padahal tidak ada kampanye. Saat itu Afni tidak ada mengajak kami untuk memilihnya atau omongan yang ke arah kampanye," beber Dewi.
Kemudian, kata Dewi, aksi saling merekampun dilakukan. Afni yang sejak awal direkam berusaha merekam balik Darwis yang tiba-tiba datang dan marah-marah.
"Pada intinya Darwis ini datang dan memvideokan kami saat berbuka puasa bersama di rumah saya dan marah marah dengan menuding Buk Afni kampanye, setelah itu dia pulang," tutur Dewi.