Sebagai bagian dari garda terdepan dalam menjaga ketahanan energi, Chyntia Daeng paham betul tanggung jawab dan kewajibannya dalam bertugas.
"Tentunya ini merupakan tugas dan tanggung jawab kami para perwira, dan sudah menjadi kewajiban kami. Saya sebagai salah satu front liners tentunya sangat bangga akan hal tersebut," ucapnya.
Tidak dapat dipungkiri, Rasa rindu berkumpul dengan keluarga di hari spesial ini kerap menghampiri Chyntia Daeng saat bertugas. Namun seketika rasa rindu tergantikan dengan rasa bangga saat mendedikasikan diri untuk kepentingan bangsa dan negera.
"Rasa rindu biasanya saya atasi dengan video call dan mengirim pesan text. Tapi alhamdulillah mereka semua sangat mengerti akan tugas dan tanggung jawab saya di pekerjaan," tukasnya.
Baca Juga:Dari Lapangan Minas ke Panggung Dunia: Kisah Sukses HAZZ Equation
Bertugas di masa libur memiliki tantangan tersendiri bagi pekerja di lapangan. Chyintia Daeng harus memastikan setiap pekerja di stasiun pengumpul (GS) tetap fokus dan konsentrasi saat bekerja. Tak lupa mengawali pekerjaan, ia juga harus memastikan pekerja dalam kondisi sehat secara fisik maupun mental.
"Keselamatan tetap utama apapun kondisinya. Setiap pagi sebelum memulai pekerjaan kami biasanya melakukan Tail Gate Meeting, pada kesempatan itulah biasanya kami memastikan rekan-rekan dalam kondisi fit secara mental dan jasmani. Pesan-pesan keselamatan disampaikan pada saat meeting tersebut. Dan biasanya sebelum meeting ditutup, saya selingi dengan candaan agar suasana cair dan rekan-rekan lebih nyaman dalam bekerja," tuturnya.
Kisah Lenny Puspawati dan Chyntia Daeng merupakan contoh nyata dedikasi dan pengabdian perwira PHR untuk negeri. Di tengah momen spesial libur Nataru, mereka lebih memilih tetap bekerja demi menjaga ketahanan energi nasional.