"Mulai dari masalah BPJS, pelayanan yang buruk, kekurangan kamar pasien. Bahkan banyak pasien yang kondisinya sudah sekarat saja dirujuk dari kabupaten, setelah sampai di RS daerah ditolak dengan alasan kamar penuh," ucap dia.
Dia juga mengkritisi benang kusut di dunia pendidikan, seperti persoalan dugaan jual beli kursi saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang memantik demo orang tua murid, penyelewengan dana bantuan operasional siswa (BOS) hingga kekurangan ruang kelas.
"Jadi kalau saya ditanya apakah puas dengan kebijakan Pak Syamsuar. Saya secara pribadi tidak puas, kondisi yang saya sampaikan memang realitanya seperti itu," ucapnya.
Dia berharap figur yang menjadi orang nomor satu ke depan harus memenuhi sejumlah kriteria yang dibutuhkan oleh daerah.
"Kriterianya sosok Gubernur nantinya harus memahami dengan kondisi daerah Riau ini. Harus punya manajerial kepemimpinan yang baik dan punya program kerja yang jelas, tahu apa yang akan dibuat dan bagaimana mengeksekusinya," tegas Mardianto. (Antara)