5,4 Juta Akun Twitter Diretas, Nomor Telepon dan Alamat Email Ditawarkan untuk Dijual

Pelanggaran data itu memungkinkan penyerang mendapatkan akses ke detail kontak dari 5,4 juta akun.

Eliza Gusmeri | Dythia Novianty
Sabtu, 23 Juli 2022 | 13:36 WIB
5,4 Juta Akun Twitter Diretas, Nomor Telepon dan Alamat Email Ditawarkan untuk Dijual
Ilustrasi Twitter (Pexels)

SuaraRiau.id - Twitter telah mengonfirmasi kerentanan keamanan yang memungkinkan data diekstraksi.

Pelanggaran data itu memungkinkan penyerang mendapatkan akses ke detail kontak dari 5,4 juta akun.

Data yang menghubungkan pegangan Twitter dengan nomor telepon dan alamat email, telah ditawarkan untuk dijual di forum peretasan seharga 30.000 dolar AS atau sekitar Rp 449,25 juta.

Kerentanan Twitter terverifikasi dari Januari telah dieksploitasi oleh penjahat siber untuk mendapatkan data akun yang diduga berasal dari 5,4 juta pengguna.

Baca Juga:Jutaan Akun Twitter Bocor, Data Dijual Hingga Ratusan Juta

Sementara Twitter sejak itu menambal kerentanan, basis data yang diduga diperoleh dari eksploitasi ini sekarang dijual di forum peretasan populer, yang diposting sebelumnya hari ini.

Pada Januari lalu, sebuah laporan dibuat di HackerOne tentang kerentanan yang memungkinkan penyerang memperoleh nomor telepon dan/atau alamat email yang terkait dengan akun Twitter.

Bahkan, jika pengguna telah menyembunyikan data-data ini di pengaturan privasi tetap bisa diretas.

Dilansir laman 9to5Mac, Sabtu (23/7/2022), seorang penjahat siber sekarang menjual data yang diduga diperoleh dari kerentanan ini.

Sebelumnya, pengguna baru menjual database Twitter di Breached Forums, forum peretasan terkenal yang mendapat perhatian internasional awal bulan ini dengan pelanggaran data yang mengekspos lebih dari 1 miliar penduduk China.

Baca Juga:Sesi Spaces Bahas Gaming Paling Banyak Didengar di Twitter

Postingan tersebut masih aktif sekarang dengan database Twitter yang diduga terdiri dari 5,4 juta pengguna sedang dijual.

Penjual di forum peretasan menggunakan nama pengguna "setan" dan mengklaim bahwa kumpulan data tersebut mencakup "Selebriti, hingga Perusahaan, orang acak, OG, dll."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini