Pura-pura Pingsan, Petani Karet di Kuansing Bebas dari Terkaman Beruang Madu

Beruang itu pun berhenti menyerang karena menduga korbannya sudah meninggal dunia.

Eko Faizin
Selasa, 28 Juni 2022 | 20:37 WIB
Pura-pura Pingsan, Petani Karet di Kuansing Bebas dari Terkaman Beruang Madu
Ilustrasi Beruang Madu. [BKSDA Aceh]

SuaraRiau.id - Seorang warga Kuantan Singingi (Kuansing) menjadi korban serangan seekor beruang madu (Helarctos malayanus), Jumat (24/6/2022).

Beruntung, Abdul Mutolib, warga Desa Teratak Baru, Kecamatan Kuantan Hilir selamat dari amukan beruang madu lantaran berpura-pura pingsan.

Beruang itu pun berhenti menyerang karena menduga korbannya sudah meninggal dunia.

Plt Kepala BBKSDA Riau Fifin Arfiana Jogasara menjelaskan berdasarkan keterangan saat itu sekitar pukul 10.00 WIB, Abdul sedang menyadap karet di kebun.

Saat ingin mengumpulkan hasil sadapan karet, tiba-tiba seekor beruang madu menyerangnya dari belakang.

Abdul melihat satwa tersebut mempunyai tanda berwarna putih di bagian dada. Akibat serangan tersebut, ia langsung tersungkur.

Sedangkan beruang masih menggigit lengan kirinya. Ia berusaha melepaskan cengkraman satwa tersebut, namun tak bisa lepas.

"Setelah yang bersangkutan berpura-pura pingsan dan tidak bergerak barulah si beruang melepaskan gigitan dan cakarannya," sebut Fifin.

Setelah terlepas, korban segera berlari dan meminta pertolongan kepada orang orang yang berada di sekitar kebun. Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lukanya.

"Kondisi tangan korban mengalami patah tulang dan luka di lengan bagian kiri," katanya.

Lokasi konflik antara manusia dan satwa tersebut berada di areal hutan produksi dan berbatasan dengan konsesi PT RAPP serta merupakan habitat satwa liar sekitar Taman Nasional Tesso Nilo.

Pihaknya tidak menemukan bekas darah maupun cakaran beruang di batang pohon karet di lokasi tersebut. Namun tim BBKSDA Riau mendapatkan informasi dari Kepala Desa bahwa di areal tersebut masih banyak satwa beruang madu.

"Kepala Desa meminta kepada tim kami untuk mengambil upaya lebih lanjut. Sebab sudah banyak masyarakat yang menjadi korban. Dalam waktu dua tahun tercatat sudah lima orang diserang beruang," terang Fifin.

Dari kejadian itu, diharapkan masyarakat waspada dan tidak sendirian saat beraktivitas di kebun.

"Namun jangan pula anarkis kepada beruang sebab merupakan salah satu satwa yang dilindungi," terang dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini