SuaraRiau.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (20/5) merilis data sebanyak 1.284 kasus suspek cacar monyet dan 58 kematian dilaporkan di Republik Demokratik Kongo.
Provinsi Sankuru, Tshopo, Equateur, dan Tshuapa mencatat 913 kasus, menyumbang sekitar 75 persen dari keseluruhan kasus suspek di negara tersebut, cuit kantor WHO di RDK via Twitter.
Cacar monyet merupakan penyakit ringan yang biasanya sembuh dengan sendirinya. Penyakit itu ditularkan melalui kontak yang sangat erat dengan si penderita dan kebanyakan dari mereka sembuh dalam hitungan minggu.
Gejala cacar monyet meliputi demam, nyeri otot, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, dan ruam kulit seperti lecet.
Baca Juga:Lagi Heboh di Eropa, Ini Gejala Awal Cacar Monyet Hingga Sembuh
Menurut sejumlah lansiran media, kasus cacar monyet hingga kini sudah dilaporkan di Inggris, Portugal, Spanyol, Swedia, dan Amerika Serikat.
Hingga saat ini belum di temukan kasus cacar monyet di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih melakukan uapaya penelusuran penyakit Monkeypox ini menyusul adanya laporan penemuan kasus di sejumlah negara termasuk Asia.
Meskipun tergolong penyakit langka dan sulit menular, namun masyarakat diminta waspada terhadap penyebaran kasus ini. Sebab negara Indonesia juga termasuk daftar negara yang rentan terhadap penyebaran cacar monyet.
[Antara]
Baca Juga:Kasus Cacar Monyet Dunia: Belanda Laporkan Kasus Pertama, Kongo Sudah Hampir 1.300