Apalagi sejak datang ke Pekanbaru tahun 1999 ia sudah melihat persoalan banjir sudah ada di kota Pekanbaru di masa Oesman Effendi Apan.
"Sejak 1999 banjir sudah terjadi. Harapan kita Herman Abdullah menuntaskan, tak tuntas juga. Harapan kita Firdaus, tambah parah. Sekali lagi tambah parah. Karena persoalan drainase tidak dibuat dengan elok." ulasnya.
Dan solusi atas persoalan ini menurutnya adalah masterplan drainase.
"Intinya itu harus dari tinggi ke rendah. Karena proses drainase air di Pekanbaru itu bukan mekanisasi tapi menggunakan alami. Alami itu menggunakan gravitasi. Daya magnetnya ke bawah. Bukan terbang ke atas dia seperti di bulan." kata Mardianto.
Sejauh pengamatannya memang ada beberapa kampus seperti Unri yang membuat, tapi ia tak mau mengatakan masterplan itu ada.
"Ada yang bilang sudah ada, tapi saya katakan tidak ada. Karena saya lihat itu belum jadi peraturan daerah." tegasnya.
Kontributor : Wahid Irawan