Sementara, Vice President Indonesian Marketing Association (IMA) Riau Osvian Putra menanggapi, bahwa langkah Pemerintah Malaysia tersebut harus disambut gembira. Riau bisa menawarkan paket dan program wisata yang diminati turis Malaysia.
"Mestinya disambut gembira dengan cara proaktif menawarkan paket dan program-program menarik untuk dapat menarik wisatawan Malaysia datang ke Indonesia khususnya Riau. Jika tidak proaktif maka kemungkinan yang akan terjadi adalah sebaliknya. Masyarakat Riau malah yang akan berbondong-bondong ke Malaysia," tukas Osvian.
Dari sudut pandang ekonomi pariwisata sebuah daerah/negara baru akan diuntungkan jika daerah/negara tersebut banyak dikunjungi oleh wisatawan, khususnya wisatawan asing.
Khusus untuk pasar wisata Malaysia, selama ini yang banyak berkunjung ke Riau adalah kalangan masyarakat Melayu. Objek-objek yang disukai biasanya adalah objek wisata budaya dan belanja.
Baca Juga:BBM Langka, Kendaraan Dinas di Riau Dilarang Isi Biosolar
Namun, Osvian menambahkan pada April 2022 sudah masuk bulan puasa, di mana biasanya hanya sedikit masyarakat Malaysia terutama kalangan Melayu-Muslim yang mau beraktivitas liburan.
"Ini harus dimengerti, karena Ramadhan adalah waktunya untuk memaksimalkan ibadah. Kalaupun dibuka, kemungkinan peminat (penumpang) tidak sebanyak bila dibandingkan bulan biasanya. Jadi sebaiknya sabar dulu, setelah Lebaran 2022 baru dimulai lagi penerbangan internasional itu," katanya. (antara)