SuaraRiau.id - Musyawarah Daerah Partai Demokrat Riau ke-V di Pekanbaru pada Selasa (30/11/2021) memutuskan secara aklamasi Agung Nugroho sebagai ketua berlambang mercy tersebut.
Ketua DPD Demokrat Riau sebelumnya, Asri Auzar merasa kecewa dengan penyelenggaraan Musda tersebut. Ia pun memutuskan keluar dari Demokrat.
Tak hanya itu, kader Demokrat Riau yang lain melakukan aksi bakar atribut partai di depan kantor mereka di Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru.
Pengamat Politik dari Unri, Saiman Pakpahan memberi pandangannya terkait sengkarut di tubuh Demokrat Riau. Menurutnya itu merupakan dinamika dalam partai politik.
“Karena memang sangat dinamis tergantung pada kepentingan siapa yang beroperasi di wilayah itu. Logisnya, partai politik memang seperti itu,” terang Saiman kepada Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Rabu (1/12/2021).
Ia menyebut, penyelenggaraan Musda DPD Partai Demokrat Riau ke-V itu memiliki semangat konsolidasi kepartaian dengan dilakukannya sedini mungkin sebelum verifikasi partai politik dalam kontestasi Pemilu 2024. Baginya, secara politis hal itu tak ada persoalan.
“Masalahnya, seperti Asri Auzar yang dikesankan jabatannya diambil paksa. Berarti konsolidasi kepartaian secara menyeluruh gagal dikomunikasikan dengan baik,” ujar Saiman.
Kalam konsensusnya, kata dia, DPP Partai Demokrat seharusnya menyampaikan dengan baik sehingga ada norma baru yang disepakati oleh seluruh kader.
Belum lagi, konsensus tersebut daya ikatnya seberapa kuat jika dihadapkan dengan norma-norma yang ada di partai itu sendiri, seperti AD/ART.
“Jika konsensus tak tersampaikan dengan baik kepada seluruh kader, secara kepartaian jadi tidak bagus. Jadi ada kesan saling rebut posisi terutama di Riau hari ini. Harusnya ide bersih-bersih lebih awal itu dimengerti dulu oleh seluruh kader,” jelasnya.
- 1
- 2