SuaraRiau.id - Harga tandan buah segar kelapa sawit Riau untuk seminggu kedepan khususnya umur 10-20 tahun tercatat Rp 2.782,78 atau mengalami penurunan Rp21,24/kg dibandingkan harga seminggu sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2.804,02/kg.
"Penurunan harga TBS sawit Riau dipicu oleh penurunan harga jual CPO dan kenaikan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Zul Fadli melalui Kabid Pemasaran dan Pengolahan Defris Hatmaja, di Pekanbaru, Selasa (31/8/2021).
Dia mengatakan, untuk harga jual CPO, PT. PTPN V mengalami penurunan harga Rp7,92/Kg, PT. Sinar Mas Group mengalami penurunan Rp197,14/Kg, PT. Astra Agro Lestari mengalami penurunan harga Rp38,00/Kg, dan PT. Asian Agri juga mengalami penurunan harga Rp8,19/Kg.
Berikutnya dari PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga Rp4,60/Kg dari harga minggu lalu. Sedangkan untuk harga jual Kernel, dari PT. Astra Agro Lestari justru mengalami kenaikan harga Rp4,55/Kg, PT. Asian Agri Group mengalami kenaikan harga Rp146,00/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga Rp104,59/Kg dari harga minggu lalu.
Baca Juga:2 Polsek di Riau Dapat 640 Dosis Vaksin Covid-19
"Harga TBS kelapa sawit penetapan periode 1–7 September 2021 di tahun 2021 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit dengan jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp21,24/Kg atau mencapai 0,76 persen dari harga minggu lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan turun menjadi Rp 2.782,78/Kg," paparnya.
Faktor eksternal, turunnya harga TBS CPO Riau dipicu penurunan supply CPO terjadi akibat pembatasan sosial yang diketatkan di dua produsen besar, yakni Indonesia dan Malaysia guna meredam penyebaran penyakit akibat virus corona.
Kasus Covid-19 di Indonesia memang sudah melandai pemerintah juga sudah melakukan pelonggaran Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan tetapi penambahan kasus di Malaysia justru sedang tinggi.
"Sementara itu, Jim Teh, trader CPO senior di Interband Group Companies, persediaan di Indonesia dan Malaysia akan membebani sentimen pasar. Ada surplus minyak sawit di pasar, Indonesia sekitar 4 juta ton dan Malaysia sekitar 1,5 juta ton. Melihat penurunan ekspor belakangan ini, kami memperkirakan CPO akan bergerak dalam rentang sempit dengan kecenderungan turun," ujar dia.
Sumber: ANTARA
Baca Juga:Serah Terima Bus Listrik Merek MAB Tipe MD 12E NF kepada PT RAPP