Kemudian kalimat Nawaitu shouma ghodin ‘an adai fardhi syahri romadhona hadzihis sanata lillahi ta’ala, benar secara kaidah bahasa Arab, tetapi cacat secara makna.
Lantas, jika dibandingkan dengan kalimat Nawaitu shouma ghodin ‘an adai fardhi syahri romadhoni hadzihis sanati lillahi ta’ala. Jika diterjemahkan berarti: "Saya niat puasa esok hari untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala."
Kalimat niat puasa inilah yang dipilih oleh para ulama dalam semua kitab-kitab fiqh, karena secara kaidah bahasa Arab dan juga maknanya sudah tepat dan sesuai dengan realitanya. Hal ini merujuk pada kitab Fath al- Mu’in karya Syaikh Zainuddiin al-Malabaari yang menulis:
“Niat puasa yang paling lengkap adalah: Nawaitu souma ghadin ‘an adai fardi ramadani, –dengan dibaca jer karena diidofatkan kepada kata sesudahnya, yaitu hadzihi al-sanati lillaahi ta’aala.
Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Surabaya, Ramadhan ke-26, Sabtu 08 Mei 2021
Lalu bagaimana dengan niat puasa yang berbunyi Romadhona hadzihis sanati lillaahi ta’aala ? Tentunya, kalimat tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan secara gramatikal Arab pun dalam penerjemahannya pun tidak nyambung.
Kesimpulannya, kalimat niat puasa ramadhan yang tepat, benar dan baik secara kaidah Bahasa Arab atau maknanya. Dan juga sesuai petunjuk dari para ulama fiqh adalah sebagai berikut;
Nawaitu shouma ghodin ‘an adai fardhi syahri romadhoni hadzihis sanati lillahi ta’ala.