Heli Rusak, Pemadaman via Udara di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Terkendala

Helikkopter bantuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut mengalami gangguan.

Eko Faizin
Jum'at, 05 Maret 2021 | 09:30 WIB
Heli Rusak, Pemadaman via Udara di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Terkendala
Sejumlah petugas BBKSDA Riau mencoba memadamkan kebakaran di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (2/3/2021). [Antara Foto/BBKSDA Riau)

SuaraRiau.id - Pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari udara di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, tidak bisa dilakukan karena helikopter mengalami kerusakan.

Helikkopter bantuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut mengalami gangguan.

Disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gofur di Pekanbaru mengatakan terjadi kerusakan pada alat pengangkut air (bucket) yang dipasang terpisah di heli KLHK tersebut.

"Ada masalah pada 'bucket' karena itu sistemnya kan bongkar pasang, jadi ketika mau digunakan bermasalah," katanya dikutip dari Antara, Kamis (5/3/2021).

Akibatnya, heli tersebut tidak bisa membantu untuk aktivitas pemadaman dari udara atau "water bombing" sejak 2 Maret lalu.

Ia mengatakan KLHK mengirim Heli jenis Bell 412 untuk membantu operasi Satgas Udara, sehingga bisa digunakan untuk patroli dan pemadaman dengan "water bombing".

Sebelumnya, heli tersebut sempat membantu pemadaman dari udara di Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hilir. Namun, saat 2 Maret heli mengalami masalah alat sehingga tidak bisa membantu pemadaman yang dibutuhkan di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, di Kabupaten Bengkalis.

"Semoga hari ini sudah bisa ditangani," katanya,

Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam atau BBKSDA Riau, Suharyono, menyatakan butuh bantuan helikopter untuk proses pemadaman kebakaran di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, yang masih sulit dikendalikan karena sulitnya mencapai sumber air.

"Kemarin kita sudah meminta bantuan helikopter KLHK untuk 'water bombing' tapi ada masalah pada alat kantong airnya," katanya.

Ia mengatakan kondisi dilapangan sangat kering dan luask kebakaran di kawasan itu diperkirakan sudah lebih dari 100 hektare.

Untuk diketahui, sebelumnya Gubernur Riau Syamsuar menetapkan status Siaga Darurat Karhutla sejak 15 Februari hingga 31 Oktober 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini