Kemudian, pada saat ditangkap kelompok tadi, Lucky menyebut sebabnya lantaran membawa bendera merah putih di motor tuanya tersebut, hingga dia harus berurusan dengan kelompok RMS hingga disandera satu hari.
Memori kelam itu melengkapi perjalanannya menjelajahi negeri. Sambil mengingat, dia merasakan bahwa itu merupakan salah satu kenangan kelam yang pernah dijalani selama penjelajahan tersebut.
Kenangan di Banda Naira
Masih berada di kawasan Indonesia Timur, Lucky mengalami kesan yang paling berharga selama di Pulau Banda Naira, Maluku Tengah.
Saat di sana, jamuan warga setempat bagi dirinya sangat istimewa. Dia ingat, saat sampai di kepulauan yang merupakan pengasingan Bung Hatta dan Bung Syahrir sebagai tahanan poliyik pada jaman Kolonial Belanda, Lucky disambut warga setempat bagai saudara kandung sendiri.
Dirinya pun sempat heran dan terharu, keistimewaan yang didapati sangat berkesan dalam hidupnya. Misalnya, dari segi makanan semuanya dipenuhi oleh warga. Bahkan saat dia ingin beranjak pergi meninggalkan kawasan itu dia diberikan bekal makanan yang kira-kira bisa untuk bertahan hidup selama seminggu.
"Waktu aku di sana saat mau pergi nyeberang besoknya, warga yang kusinggahi dan tetangganya begadang, mereka buat makanan untuk bekal. Kemudian saat aku mau berangkat, mereka melambai-lambai seperti melepaskan saudara kandung sendiri," kenangnya.
Pulau tersebut menurut Lucky merupakan lokasi yang sangat istimewa, mulai dari segi panorama alam, budaya hingga masyarakatnya sangat ramah.
Di kawasan itu terdapat tempat bersejarah dan juga museum. Pulau itu menyimpan segudang kenangan zaman penjajahan dahulu. Semasa di sana lucky bagai berada di mesin waktu, sebab dia merasakan sensasi seperti sedang hidup di zaman penjajahan.
"Di sana bangunannya masih bangunan lama, ada museum itu letaknya di luar aja, suasananya kayak zaman Belanda lah," tuturnya.
Menikah dan Bulan Madu di Perjalanan
Sebagai bikers sejati, pastinya Lucky juga memikirkan soal masa depan hubungan asmara. Wanita yang dikenalinya selama menjalani masa kuliah membuatnya terngiang-ngiang memikirkannya. Saat itu selepas lulus D3 di kampus yang berada di Duri, Lucky pun melanjutkan S1 di Kota Pekanbaru.