Nasihat Gus Mus untuk Panglima Banser yang Kini Jadi Menag

Tidak penting latar belakangnya apa, kelompok, agama, dan ras apa.

Eko Faizin
Senin, 28 Desember 2020 | 13:43 WIB
Nasihat Gus Mus untuk Panglima Banser yang Kini Jadi Menag
Pertemuan Gus Mus dan Gus Yaqut. (Instagram/s.kakung)

Hal itu disampaikan Gus Yaqut dalam webinar silaturahmi nasional lintas agama.

“Saya tidak ingin, kita semua tentu saja tidak ingin populisme Islam ini berkembang luas sehingga kita kewalahan menghadapinya,” kata dia, Senin (28/12/2020).

Menurut Gus Yaqut, populisme Islam merupakan upaya untuk menjadikan agama sebagai norma konflik di tengah masyarakat.

Dalam istilah paling ekstrem, lanjut dia, populisme Islam akan menjadikan kelompok yang berseberangan atau berbeda keyakinan sebagai musuh.

“Yang namanya musuh atau lawan ya harus diperangi, itu norma yang kemarin sempat berkembang atau istilah kerennya populisme islam,” tambahnya.

Gus Yaqut juga mengatakan, salah satu perilaku yang dinilai sebagai akar dari meluasnya populisme Islam di Indonesia yakni intoleransi, dengan menganggap kelompok lain yang berseberangan adalah salah.

Ia tak menampik bahwa paham semacam itu berkembang di tengah masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Walhasil mengatasnamakan dan menyeret agama sebagai sumber konflik.

“Kita sekarang atau tahun-tahun belakangan ini, kita merasakan bagaimana agama itu sudah atau ada yang berusaha menggiring agama menjadi norma konflik,” tutur dia lagi.

Dari sana lah dia percaya jika tak mau populisme Islam kian meluas di masyarakat.

“Jadi barang siapa yang ingin menghilangkan satu sama lain atas dasar agama, maka artinya mereka tidak mengakui Indonesia. Mereka tidak memiliki rasa ke-Indonesia-an,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini