- Kepulauan Meranti resmi menetapkan siaga bencana hidrometeorologi.
- Pembentukan badai siklon tropis yang dapat memicu cuaca ekstrem.
- Sejumlah desa pesisir di Meranti sebelumnya telah terdampak banjir rob.
SuaraRiau.id - Pemkab Kepulauan Meranti akhirnya resmi menetapkan status Siaga Bencana Hidrometeorologi hingga 31 Desember 2025.
Penetapan status siaga ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh elemen daerah. Berdasarkan data BMKG, Kepulauan Meranti dikategorikan sebagai daerah dengan kerawanan tinggi.
Bupati Kepulauan Meranti, H Asmar, langsung menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk memperketat langkah mitigasi bencana.
"Mitigasi harus diperketat, tidak boleh menunggu sampai bencana terjadi. Semua komponen daerah wajib bersiaga dan memastikan masyarakat memahami potensi ancaman yang ada," katanya belum lama ini.
Asmar meminta BPBD agar berkolaborasi aktif dengan TNI-Polri, camat, hingga kepala desa untuk bergerak cepat ke lapangan.
Tugas utama yang ditekankan adalah melakukan pemetaan akurat terhadap titik-titik rawan dan memberikan edukasi dini kepada masyarakat.
Diketahui, BMKG menyatakan adanya potensi pembentukan badai siklon tropis yang dapat memicu cuaca ekstrem di wilayah Sumatra, termasuk Provinsi Riau.
Ancaman utama yang diwaspadai meliputi banjir rob, banjir permukiman, angin kencang, serta gelombang laut tinggi yang berisiko signifikan mengganggu aktivitas maritim dan keselamatan nelayan.
Sejak pekan lalu, BPBD Kepulauan Meranti telah memulai pemetaan intensif di wilayah yang paling berpotensi terkena dampak.
Daerah-daerah fokus pengawasan meliputi Kecamatan Tebing Tinggi, Tebing Tinggi Timur, dan Rangsang Barat. Sejumlah desa pesisir yang sebelumnya telah terdampak banjir rob juga kembali dimasukkan dalam daftar titik pengawasan utama.
Sebagai langkah kesiapsiagaan di lapangan, BPBD saat ini tengah menyiapkan sarana dan prasarana darurat.
Persiapan tersebut mencakup penentuan lokasi evakuasi, jalur penyelamatan yang aman, serta skema penyaluran bantuan darurat jika kondisi cuaca memburuk.
Koordinasi lintas sektor dengan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR, dan pemerintah kecamatan juga terus diperkuat guna memastikan respons cepat dan terukur saat bencana terjadi.
Selain kesiapsiagaan pemerintah, Pemkab Meranti juga menyampaikan imbauan serius kepada warga pesisir, khususnya para nelayan.
Mengingat potensi gelombang tinggi yang dapat muncul sewaktu-waktu, nelayan diminta untuk tidak memaksakan diri melaut apabila peringatan dini dikeluarkan oleh BMKG.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
MBG dan Pelibatan Masyarakat Menjadi Kunci Jaminan Pasokan Bahan Baku
-
5 Mobil Matic Bekas untuk Pensiunan, Harga Bersahabat dan Serba Hemat
-
Madu Mastuti Bangun Malessa sebagai Ruang Berkarya dan Berdaya bagi Perempuan
-
Cerita Mahout Menjaga Gajah Sumatera yang Habitatnya Kini Tergusur
-
Pelajar Tewas dalam Tabrakan Sesama Sepeda Motor di Pekanbaru