SuaraRiau.id - Defisit APBD Riau yang mencapai Rp1,76 triliun mendapat sorotan dari organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus Riau.
Mahasiswa mendesak DPRD Riau untuk segera membentuk Panitia Khusus (Pansus) guna mengusut defisit anggaran tahun anggaran 2024 tersebut.
Desakan ini disampaikan langsung Cipayung Plus dalam audiensi bersama Ketua DPRD Riau, Kaderismanto, di Gedung DPRD pada Senin (28/7/2025) siang.
"Kami datang bukan untuk menyalahkan, tapi untuk mengingatkan. Rakyat berhak tahu siapa biang kerok defisit ini. Kalau tidak dibuka secara terang, maka publik akan terus dibohongi dengan dalih-dalih teknis," ujar Teguh Azmi, Ketua DPD GMNI Riau dikutip dari Antara.
Dalam pertemuan itu, perwakilan Cipayung Plus yang terdiri dari organisasi-organisasi mahasiswa, menyerahkan surat resmi berisi tuntutan agar DPRD mengambil langkah konkret melalui pembentukan pansus.
Tujuannya, agar rakyat mengetahui secara jelas siapa pihak yang paling bertanggung jawab atas membengkaknya defisit APBD Riau.
Menurut Teguh, Ketua DPRD Riau Kaderismanto menyambut baik aspirasi Cipayung Plus dan menyatakan akan menjadwalkan hearing resmi dalam waktu paling lama dua minggu ke depan. Pertemuan itu nantinya akan menjadi forum resmi untuk membahas usulan pembentukan pansus.
"Bang Kader bilang akan dijadwalkan secepatnya, maksimal dua minggu ke depan. Ini penting agar suara mahasiswa dan rakyat bisa masuk ke meja lembaga legislatif secara formal," ujar Teguh.
Lebih lanjut, Teguh juga mengungkap informasi penting yang disampaikan Kaderismanto, yakni bahwa secara aturan pembentukan pansus tidaklah sulit.
Baca Juga: Pemprov Riau Tak Sanggup Bayar Bonus Atlet PON, Apa Kata Anggota DPRD?
"Beliau menyebut, secara teknis syaratnya cukup didukung oleh dua fraksi, maka pansus sudah bisa dibentuk. Jadi seharusnya tidak ada alasan menunda-nunda lagi," katanya.
Cipayung Plus juga menyoroti dugaan adanya manipulasi dalam proyeksi pendapatan APBD 2024.
Mereka menuding angka pendapatan sengaja dibesarkan agar bisa digunakan untuk belanja dalam jumlah besar.
Namun akhirnya tidak mampu direalisasikan, sehingga menimbulkan utang dan mengguncang stabilitas fiskal daerah.
"Sekarang akibatnya banyak. Proyek tunda bayar, kontraktor tidak dibayar, roda ekonomi terganggu, pelayanan publik terhambat. Ini bukan hanya soal teknis, tapi soal moral dan tanggung jawab politik," tegas Teguh. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Penyebab IHSG Anjlok Hampir 2 Persen Sampai 614 Saham Kebakaran
-
Utang Negara Membengkak, Kenapa Para Menteri Justru Ramai-ramai Minta Tambahan Anggaran?
-
Pasak Lebih Tinggi dari Tiang: Potret Suram Keseimbangan Fiskal Indonesia
-
Hana Hanifah Apa Sudah Menikah? Sosoknya Kembali Disorot Usai Terseret Korupsi DPRD Riau
-
Kronologi Kasus Korupsi yang Menyeret Hana Hanifah, Nikmati Uang Haram Rp 900 Juta
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
6 Daftar Mobil Bekas Sekelas Honda Brio, Pilihan Logis yang Tak Kalah Stylish
-
Rumah Dinas Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto Digeledah KPK
-
Anak Gajah Bernama Laila Mati di PLG Sebanga, Terungkap Penyebabnya
-
Genap 130 Tahun, BRI: Refleksi untuk Kembali Menegaskan Arah Masa Depan Perusahaan
-
7 Mobil Matic Bekas Bodi Mini Mudah Dikendalikan, Cocok buat Pemula